MENCETAK generasi milenial menjadi manusia unggul diperlukan kebijakan dan strategi untuk membawa Indonesia mencapai masa kejayaan.
Anggota DPR RI, Dr. Hj. Anis Byarwati, S. Ag. M. Si, memberikan ucapan selamat dan barakallah kepada para wisudawan dan wisudawati LBQ Al-Utsmani pada Sabtu, 1 Mei 2021/19 Ramadhan 1442 H.
Baca Juga: Seni Mencetak Generasi Qurani
Mencetak Generasi Milenial
Acara wisuda yang diselenggarakan oleh LBQ Al-Utsmani yang berlokasi di Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur ini berlangsung secara virtual dan khidmat.
Pada kesempatan istimewa tersebut, Dr, Anis Byarwati yang berasal dari Fraksi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) menyatakan turut berbahagia atas kelulusan para wisudawan dan wisudawati LBQ Al- Utsmani dan juga didampingi orangtua dan keluarga.
“Wisuda ini bukanlah akhir dari perjalanan memperjuangkan Al-Quran namun akan menjadi awal para wisudawan wisudawati ini untuk berkiprah sebagai generasi Al-Quran yang akan menjayakan bumi Indonesia,“ ujar Anis.
Dalam sambutan selanjutnya, Doktor Ekonomi Islam ini kemudian menyinggung tentang pentingnya kehadiran Generasi Al-Qur’an di Era Industri 4.0 sekarang.
Baca Juga: Wujudkan Generasi Emas dengan Mencetak Ibu Berkualitas
Menurut Anis, Indonesia akan mendapat anugerah bonus demografi selama rentang waktu 2020- 2035, yang akan mencapai puncaknya pada 2030.
Bonus demografi ini bisa jadi akan menjadi berkah atau jadi musibah bila kita tidak mempersiapkan generasi yang akan mengisi era tersebut.
Pada rentang waktu 2020 sampai 2035 dunia akan diwarnai oleh Generasi Y atau Angkatan digital yang terbentuk dari mereka yang lahir pada 1980 – 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya.
Secara umum generasi millenial memiliki karakter sangat akrab dengan media dan internet.
Berdasarkan Infografis Pusat data media Republika, menyebutkan ada sekitar 80 juta millenial lahir pada 1976-2001.
Para Millennial rata rata mengalihkan perhatiannya pada PC, smartphone, tablet, dan televisi 27 kali setiap jamnya, dibandingkan dengan Generasi Baby Boomers kelahiran tahun 1960-1970-an yang hanya mengakses gadget 17 kali per jam.
Baca Juga: Ibu Pendidik Generasi Islam
Sisi Lain Generasi Millenial
Generasi millennial ini terbuka terhadap ide dan gagasan orang lain.
Namun di sisi lain, mereka rawan memiliki potensi karakter negatif, seperti kurang peka terhadap lingkungan sosial, pola hidup bebas, cenderung bersikap individualistik, kurang realistis, dan kurang bijak dalam menggunakan media, selfish, yang lebih mementingkan gaya.
Bonus demografi ini akan menjadi musibah besar bagi bangsa Indonesia jika generasi yang nanti akan mengisi Indonesia adalah generasi yang tidak beradab, tidak mau bekerja keras atau juga generasi yang meniru-niru saja budaya orang.
Menurut Anis, generasi millenial yang berilmu, berkualitas, berkemajuan, dan memberi manfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, negara, dan agama sangat diharapkan dalam membangun bangsa pada masa yang akan datang.
Anis yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua BAKN (Badan Akuntabilitas Keuangan Negara) DPR RI ini lalu memaparkan bahwa pada era disrupsi, kehadiran generasi millenial memiliki peluang untuk membuktikan kebenaran ajaran Islam yang universal.
Baca Juga: Krisis Adab Guru dan Murid
Perubahan bagi Islam adalah Sebuah Keniscayaan
Sebab perubahan bagi Islam adalah sebuah keniscayaan, dan daya kreativitas adalah cara untuk menyiasati, mengelola dan mengarahkan perubahan yang eksponensial ke arah yang lebih beradab, berbudaya, dan berkemajuan.
“Oleh karena itu, diperlukan pendekatan khusus untuk mendidik pemuda era millenial,” ujar Anis.
Maka, menurut Dr. Anis yang juga fasih berbahasa Arab ini, “Untuk mencetak generasi milenial menjadi manusia-manusia unggul diperlukan kebijakan dan strategi yang betul-betul mampu membawa Indonesia mencapai masa kejayaan. Sebagaimana Rasululah shallallahu alaihi wa sallam mencetak pemuda-pemuda unggul pada masanya seperti Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, Mush’ab bin Umair, Saad bin Abi Waqash, Muadz bin Jabal,” kata Anis.
Anis melanjutkan, pada era disrupsi, mereka yang unggul yang dapat menjadi pemenang.
Jadi, kemampuan kita mempersiapkan manusia-manusia unggul selama 15 tahun ke depan akan menentukan keberhasilan kita dalam memanfaatkan celah kesempatan (window of opportunity) dari bonus demografi.
Di penghujung sambutannya, Anggota DPR RI yang terpilih dari Daerah Pemilihan Jakarta Timur ini memberikan apresiasi kepada LBQ Al-Utsmani yang telah konsisten dan istiqomah terus mendidik generasi pelanjut estafet perjuangan bangsa.
Anis juga menyampaikan harapannya agar santri-santri yang dididik di LBQ Al-Utsmani dapat menjadi generasi milenial yang Qurani yang dengan kemampuannya serta kompetensinya terjun ke masyarakat untuk membimbing masyarakat, menjadi generasi yang memahami Islam dan menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin.
“Semoga amal ibadah kita semua di bulan Ramadan ini diberkahi oleh Allah dan wisuda dilaksanakan dengan lancar, insya Allah keberkahan akan menyertai kita semua,” tutup Anis.[ind]