Saturday, April 24, 2021
Copyright . Disclaimer . Iklan . Redaksi
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Sakinah
    • Pranikah
  • Ayah Bunda
    • Tumbuh Kembang
    • Parenting
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Kecantikan
    • Komunitas
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Nasional
    • Foto News
    • Dunia
    • Palestina
    • Sekolah
    • Ekonomi
    • Opini
    • Editorial
    • Info Bisnis
    • Event
  • Khazanah
    • Ustadzah
    • Quran Hadits
    • Kisah
    • Nasihat
  • Konsultasi
    • Arsitektur
    • Kesehatan
    • Syariah
  • Galeri
    • Foto
    • Video
    • Komik
    • Market
  • Oase
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Sakinah
    • Pranikah
  • Ayah Bunda
    • Tumbuh Kembang
    • Parenting
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Kecantikan
    • Komunitas
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Nasional
    • Foto News
    • Dunia
    • Palestina
    • Sekolah
    • Ekonomi
    • Opini
    • Editorial
    • Info Bisnis
    • Event
  • Khazanah
    • Ustadzah
    • Quran Hadits
    • Kisah
    • Nasihat
  • Konsultasi
    • Arsitektur
    • Kesehatan
    • Syariah
  • Galeri
    • Foto
    • Video
    • Komik
    • Market
  • Oase
No Result
View All Result
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Kisah

Ini Asal Usul Gelar Haji di Indonesia Yang Harus Kamu Ketahui

March 11, 2018
in Kisah
3 min read
0
66
SHARES
509
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

Tahukah kamu bahwa gelar tambahan  ‘Haji’ hanya di Indonesia. Di Arab Saudi maupun negara lain ketika seseorang pulang menunaikan haji tidak ada yang menambahkan gelar tersebut di depan nama mereka. Lalu bagaimana seharahnya gelar ‘Haji’ itu bisa muncul di Indonesia?

Menurut DR. Tiar Anwar Bachtiar dilansir dari Jejak Islam, gelar haji sendiri sudah muncul sejak lama. Ada yang menyebut pada tahun 1674 yang dikemukakan oleh Henri Chambert-Loir dalam Naik Haji di Masa Silam (2013:  33-34). Ia menyebut bahwa pada tahun 1674, anak Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten naik haji. Anak Sultan Ageng merupakan anak raja di Jawa yang pertama kali naik haji. Sepulang dari Mekah tahun 1675, ia kemudian disebut sebagai “Sultan Haji”.

Sebelumnya, beberapa bangsawan Banten sudah berangkat haji juga pada tahun 1638 dan 1651. Sepulang dari Mekah, mereka menyematkan gelar “haji” di depan namanya, yaitu Haji Jayasantana dan Haji Wangsaraja, lalu Haji Fatah. Fakta ini menunjukkan bahwa sejak lama gelar “haji” sudah populer di Indonesia. Pada saat Sarekat Islam didirikan tahun 1911, pendirinya sudah populer disebut “haji”, yaitu Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto.

Salah satu ketentuan sepulang dari Mekah mereka harus menempuh ujian mengenai masalah Mekah dan Islam. Hanya apabila mereka lulus ujian ini, barulah mereka dianggap berhak untuk mempergunakan gelar haji di depan nama mereka. Ujian ini maksudnya untuk mengurangi pengaruh orang-orang haji yang tidak disenangi pemerintah terhadap masyarakat. Sebab, di masyarakat umum, mereka yang pernah pergi haji dan menggunakan gelar haji mendapatkan apresiasi yang lebih tinggi dari masyarakat. Agar mereka tidak berpengaruh lagi; atau minimal dapat mengurangi pengaruh mereka, maka penggunaan gelar “haji” justu ingin dihilangkan oleh Belanda. (Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia, 1993: 32).

Alasan ketiga ini semakin diperkuat dengan kenyataan bahwa pada masa lalu, terutama pada akhir abad ke-19 dan awal ke-20 posisi mereka yang pernah menunaikan ibadah haji ke Mekkah sangat penting dan strategis. Mereka yang melaksanakan ibadah haji pada masa itu, disebabkan faktor geografis, menyebabkan perjalanan haji menjadi perjalanan yang sangat penting. Perjalanan haji bukan hanya sekedar menjadi perjalanan spiritual belaka seperti yang kita saksikan akhir-akhir ini setelah transportasi udara massal mudah diakses. Perjalan haji pada masa itu adalah juga perjalanan mencari ilmu dan membangun relasi internasional. Mereka pada umumnya bermukim di Mekah atau Jeddah dalam waktu yang cukup lama sebelum atau sesudah melaksanakan ibadah haji. Selama mereka berada di sana, sebagian besar menggunakannya untuk belajar dan membangun relasi internasional.

Selama mereka “ngelmu”dan membangun jaringan di Tanah Suci, terbangunlah kesadaran tentang kondisi tanah air mereka yang sedang terjajah sama seperti di belahan dunia Islam yang lain. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila pada masa Kolonial Belanda banyak tokoh yang sepulang haji tampil menjadi tokoh-tokoh pergerakan yang memapu mempengaruhi masyakarat untuk melawan pemerintah Belanda. Salah satu yang cukup penting adalah munculnya gerakan pembaharuan Islam di Sumatera Barat yang sekaligus menjadi motor perlawanan terhadap Belanda, yaitu kaum Padri. Cristian Dobbin dalam Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Padri Minangkabau 1784-1847 (2008: 198-202) menjelaskan bahwa munculnya para pemimpin Padri dan pengaruh mereka terhadap masyarakat tidak terlepas dari pengaruh yang didapatkan dari kawasan Hijaz sepulang haji. Pengaruh ini bahkan semakin kuat hingga mampu menggerakkan masyarakat untuk angkat senjata melawan Belanda pada Perang Padri (1833-1838).

Pengaruh gerakan para haji ini semakin menguat memasuki abad ke-20. Hasil ngelmu di Mekah dari guru-guru mereka dan kenalan mereka sedunia menginspirasi para haji ini untuk membuat suatu terobosan gerakan baru selain gerakan militer seperti para pendahulu mereka. Pendekatan baru yang dimaksud adalah pendekatan politik dengan cara mendirikan organisasi-organisasi gerakan yang cukup efektif untuk mendapat dukungan rakyat secara langsung. Mula-mula Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) tahun 1905; lalu Hadji Oemar Said Tjokroaminota memperluas cakupan politiknya dengan mendirikan Sarekat Islam (SI) pada tahun 1911. Setahun berikutnya 1912 Haji Ahmad Dahlan yang pernah tinggal cukup lama di Mekah mendirikan organisasi Muhammadiyah yang berfokus pada pendidikan dan kegiatan sosial untuk membentengi umat dari pemurtadan. Tahun 1923 di Bandung Haji Muhammad Yunus dan Haji Muhammad Zam-zam mendirikan Persatuan Islam (Persis), Haji Abdul Halim mendirikan Persyarekatan Ulama di Majalengka, dan contoh-contoh lain yang jumlahnya cukup banyak. Gara-gara haji ini juga, para pengasuh pesantren akhirnya menempuh jalan para aktivis Islam dengan mendirikan Nahdhatul Ulama (NU) pada tahun 1926.

Munculnya gerakan-gerakan Islam tersebut semakin menekan posisi politik Belanda di tanah jajahannya ini. Oleh sebab itu, Belanda berusaha untuk menekannya supaya tidak berbahaya. Masuk akal bila tahun Ordonansi Haji tahun 1859 membatasi dan cenderung melarang penggunaan gelar “haji”, karena masyarakat memang amat menghormati gelar ini sejak lama. Ini jelas sekali menunjukkan bahwa gelar “haji” bukan pemberian Belanda, melainkan budaya yang sudah melekat lama di kalangan kaum Muslim di Indonesia. Wallâhu A’lam.

Sebagaimana disebutkan, secara kebahasaan, haji berarti menziarahi, mengunjungi. Jadi tepatnya istilah ini digunakan untuk orang yang mau beribadah haji, bukan untuk mereka yang telah selesai melaksanakannya. Ketika seseorang pulang dari ibadah haji, sebenarnya sematan haji bagi dirinya sudah tuntas, karena dia tidak lagi berada dalam proses berziarah. (Ilham)

 

Previous Post

Manusia Terbaik Adalah yang Paling Banyak Istrinya

Next Post

Turki Diminta Bantu Renovasi Masjid Bersejarah di Senegal

Related Posts

Peristiwa Terbukanya Gerbang Kota Amorium

Peristiwa Terbukanya Gerbang Kota Amorium

April 22, 2021
508
Sarah Perempuan Tercantik Sejagat

Sarah Perempuan Tercantik Sejagat

April 22, 2021
506
Cara Allah Mengabulkan Doa Orang Miskin

Cara Allah Mengabulkan Doa Orang Miskin

April 18, 2021
505
Kisah Tragis Para Mujahid yang Kalah oleh Nafsu

Kisah Tragis Para Mujahid yang Kalah oleh Nafsu

April 16, 2021
505
Mengenal Sosok Muslimah Visioner Lubna Al-Qordoba

Mengenal Sosok Muslimah Visioner Lubna Al-Qordoba

April 16, 2021
505
Kisah Butir-butir Perjanjian Islam

Kisah Butir-butir Perjanjian Islam

April 13, 2021
505
Kisah Rasulullah Membangun Masjid Nabawi

Kisah Rasulullah Membangun Masjid Nabawi

April 11, 2021
505
Kisah Rasulullah Ubah Nama Yastrib Jadi Madinah

Kisah Rasulullah Ubah Nama Yatsrib Jadi Madinah

April 11, 2021
506
Fathimah, Istri Yang Rela Menanggalkan Kemewahan Menuju Kesederhanaan.

Kisah Fathimah, Istri yang Rela Meninggalkan Kemewahan

April 10, 2021
505
Kisah Perjalanan Rasulullah ke Madinah Ketika Berhijrah

Kisah Perjalanan Rasulullah ke Madinah Ketika Berhijrah

April 6, 2021
507
Next Post

Turki Diminta Bantu Renovasi Masjid Bersejarah di Senegal

Pengusaha Aljazair Janji Tebus Denda Para Pengguna Cadar di Denmark

Murid-murid TK Yatim di Gaza Doakan Kesembuhan untuk BJ Habibie

Terbaru

LAZ Al Azhar Cilacap Salurkan Ribuan Paket Sembako Untuk Keluarga Duafa

LAZ Al Azhar Cilacap Salurkan Ribuan Paket Sembako Untuk Keluarga Duafa

April 23, 2021
Pentingnya Membersihkan Alat Shalat Secara Rutin

Pentingnya Membersihkan Alat Shalat Secara Rutin

April 23, 2021
Fasilitas Aula Baru Diluncurkan di Masjidil Haram

Fasilitas Aula Baru Diluncurkan di Masjidil Haram

April 23, 2021
Northern Quebec Town Gets First Mosque

Pusat Islam di Quebec Utara Mulai Dibuka

April 23, 2021
Buka Puasa Muslim Baltimore Digelar Drive-Thru

Buka Puasa Muslim Baltimore Digelar Drive-Thru

April 23, 2021
Buku Mewariskan Kekayaan

Buku Mewariskan Kekayaan

April 23, 2021
Indiana Univ. Students Mark First Ramadan in Campus in a Decade

Mahasiswa Indiana University Rayakan Ramadan

April 23, 2021
Waktu Puasa Lebih Lama Jika Tinggal di Burj Khalifa

Waktu Puasa Lebih Lama Jika Tinggal di Burj Khalifa

April 23, 2021
Vee House by Alvy Oktrisni Tampilkan Koleksi Rustic

Vee House by Alvy Oktrisni Tampilkan Koleksi Rustic

April 23, 2021
mengenal shalat

Mengenal Shalat Tarawih

April 23, 2021

TERPOPULER

  • HmC Bekasi Gelar Pre Launching Bekasi Sharia Festival 2021

    HmC Bekasi Gelar Pre Launching Bekasi Sharia Festival 2021

    74 shares
    Share 30 Tweet 19
  • Hukum Memakai Kalung Salib

    439 shares
    Share 176 Tweet 110
  • Mengenal Shalat Tarawih

    70 shares
    Share 28 Tweet 18
  • Ucapkan Barakallah sebagai Pengganti Selamat

    867 shares
    Share 347 Tweet 217
  • 33 Pertanyaan yang Harus Ditanyakan Setiap Gadis Saat Taaruf

    470 shares
    Share 188 Tweet 118
  • Buka Aura, Bagaimana Hukumnya menurut Syariah?

    471 shares
    Share 188 Tweet 118
  • Resep JSR untuk Demam Anak, Batuk dan Panas Dalam

    347 shares
    Share 139 Tweet 87
  • Komunitas Muslim Indonesia di Australia Berbagi Paket Berbuka Puasa di Australia dan Indonesia

    74 shares
    Share 30 Tweet 19
  • Atasi Sakit Kepala dengan Ramuan Jahe ala Resep JSR

    254 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Istri Pulang ke Rumah Ortu, Apakah Suami Wajib Menafkahi

    201 shares
    Share 80 Tweet 50
  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Copyright . Disclaimer . Iklan . Redaksi

Copyright © 2014 - 2021
Chanelmuslim.com - Media Pendidikan & Keluarga

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Sakinah
    • Pranikah
  • Ayah Bunda
    • Tumbuh Kembang
    • Parenting
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Kecantikan
    • Komunitas
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Nasional
    • Foto News
    • Dunia
    • Palestina
    • Sekolah
    • Ekonomi
    • Opini
    • Editorial
    • Info Bisnis
    • Event
  • Khazanah
    • Ustadzah
    • Quran Hadits
    • Kisah
    • Nasihat
  • Konsultasi
    • Arsitektur
    • Kesehatan
    • Syariah
  • Galeri
    • Foto
    • Video
    • Komik
    • Market
  • Oase

Copyright © 2014 - 2021
Chanelmuslim.com - Media Pendidikan & Keluarga