KETIKA tiba hari itu, tiupan sangkakala pun terdengar. Tiupan itu mengakhiri kehidupan di bumi dan di langit.
“Dan ditiuplah sangkakala (ash-shur), maka matilah semua yang ada di langit dan yang ada di bumi, kecuali yang Allah kehendaki.” (QS. Az-Zumar: 68).
Itu adalah tiupan yang menakutkan dan menghancurkan. Bila seseorang mendengarnya, ia tidak sempat mewasiatkan sesuatu dan tidak mampu kembali ke keluarga dan kerabatnya.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 51, Tiupan Sangkakala
Tiupan Sangkakala, Hari ketika Semua Makhluk Binasa
“Mereka tidak menunggu apa pun melainkan satu suara yang sangat keras yang menyambar mereka ketika mereka sedang bertengkar. Maka mereka tidak dapat memberi wasiat dan tidak kembali kepada keluarga mereka.” (QS. Yasin: 49-50)
Dalam hadis disebutkan, “Kemudian ditiuplah sangkakala. Setiap orang yang mendengarnya pasti mendengarkannya dengan sungguh-sungguh. Orang pertama yang mendengarnya ialah lelaki yang sedang menambal tempat minum untanya. Maka, matilah dia, lalu matilah seluruh manusia.” (HR. Muslim)
Rasulullah menceritakan kepada kita tentang cepatnya kematian manusia ketika kiamat terjadi. Beliau saw. bersabda, “Ketika kiamat benar-benar terjadi, dua orang yang telah menggelar baju (untuk diperjualbelikan) tidak sempat lagi memperjualbelikannya dan tidak sempat pula melipatnya.
Orang yang telah selesai memerah susu hewan perahannya tidak sempat lagi meminumnya, orang yang sedang menambal kolamnya tidak sempat lagi mengisinya dengan air, orang yang telah mengangkat makanan ke mulutnya, tidak sempat lagi memakannya.” (HR. Bukhari)
Makna Sangkakala
Kata Arab shur berarti qarn (tanduk hewan yang digunakan sebagai alat tiup). Rasulullah saw. ditanya tentang sangkakala, dan beliau pun menjelaskannya dengan istilah yang dikenal orang Arab.
Sunan at-Tirmidzi, Sunan Abi Dawud, Sunn ibnu Hibban, Musnad hmad, dan Mustadrak al-Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash yang berkata, “Seorang Arab Badui datang kepda Nabi saw. dan berkata, ‘Apakah sangkakala itu?’ Nabi menjawab, ‘Tanduk yang ditiup.” (Al-Hakim mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih)
Peniup Sangkakala
Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan, “Telah dikenal luas bahwa peniup sangkakala adalah Israfil a.s. Penjelasan ini terdapat dalam hadis dari Wahb bin Munabbih, hadis dari Abu Said yang diriwayatkan al-Baihaqi, hadis dari Abu Hurairah yang diriwayatkan Ibnu Mardawaih, juga dalam hadis sangkakala yang panjang.”
Rasulullah saw. juga menyampaikan bahwa peniup sangkakala selalu siap meniup sejak ia diciptakan Allah swt. Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda, “Kedua mata peniup sangkakala itu, sejak diamanatkan tugas kepadanya, terus siaga memandang ke arah ‘Arasy, bagai dua bintang yang bersinar, karena khawatir ia diperintahkan saat matanya belum selesai berkedip.” (Al-Hakim mengatakan sanad hadis ini shahih) [mh/Cms]