ADA sebuah kisah yang mengisahkan sorban Rasul menjadi perlindungan untuk seorang sahabat bernama Sofwan bin Umayyah.
Saat Fat-hu Mekah, Umair tidak melupakan sahabat karibnya, Sofwan bin Umayyah. Ia ingin menemuinya untuk diajak masuk Islam dengan membawa bukti kebenaran Rasul dan kebenaran Islam.
Akan tetapi, Shafwan sudah berangkat menuju Jeddah untuk berlayar ke Yaman. Umair sangat kecewa dan merasa kasihan melihat sikap Shafwan. Tekadnya semakin bulat untuk menyelamatkan Shafwan dari tangan setan dengan segala cara.
Baca juga: Haji Wada, Tanda Perpisahan Rasulullah dengan Umatnya
Sorban Rasul Menjadi Perlindungan untuk Sofwan bin Umayyah
Ia segera menghadap Rasul dan berkata, “Ya Rasul, Shafwan adalah pemimpin kaumnya. Ia melarikan diri karena takut kepadamu, lalu terjun ke laut. Berilah ia perlindungan.”
Rasul menjawab, “Dia dilindungi.”
Umair berkata, “Ya Rasul, berilah aku bukti agar ia yakin sudah dilindungi.”
Maka, Rasulullah saw memberikan sorban yang dipakainya sewaktu memasuki kota Mekah.
Marilah kita dengarkan Urwah bin Zubair meneruskan kisahnya.
“Dengan membawa serban Rasul, Umair pergi menyusul Shafwan, ia berhasil menjumpai sewaktu Shafwan hendak berlayar.
Umair, “Hai Shafwan, ayah dan ibuku sebagai tebusan! Jangan kau hancurkan dirimu. Ini perlindungan dari Rasul. Aku membawanya untukmu.”
Shafwan, “Persetan dengan kau. Pergi dan jangan berkata sepatah kata pun kepadaku.”
Umair, “Hai Shafwan, ayah dan ibuku sebagai tebusan! Rasulullah adalah manusia paling baik, paling mulia, dan paling lembut. Kemuliannya adalah kemuliaanmu, martabatnya adalah martabatmu.”
Shafwan, “Aku mengkhawatirkan diriku.”
Umair, “Beliau orang yang paling santun dan paling mulia. Lebih dari apa yang kamu duga.”
Akhirnya, Shafwan bersedia ikut bersama Umair menghadap Rasulullah.
Di hadapan Rasulullah, Shafwan berkata kepada Rasul, “Umair memberitahuku bahwa engkau memberikan perlindungan kepadaku.”
Rasul, “Benar.”
Shafwan, “Berilah aku kesempatan memilih selama dua bulan.”
Rasul, “Aku beri waktu 4 bulan.”
Di kemudian hari, Shafwan pun masuk Islam, yang membuat Umair sangat gembira.
Umair bin Wahb melanjutkan perjalanan panjangnya, hingga sampai di satu jalan kembali kepada Allah, menyusul Rasul yang telah mendahuluinya, yang diutus Allah kepada umat manusia untuk melepaskan mereka dari kesesatan dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya yang terang-benderang. [MRR]
Sumber : 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom