ChanelMuslim.com – Ketika Jarak Kehamilan Terlalu Dekat, Bagaimana Harus Bersikap?, oleh: Ustaz Farid Nu’man Hasan
Ustaz, saya mau bertanya, tentang hamil yang terlalu dekat jaraknya, bagaimana saya harus bersikap Ustaz?
Kadang hati ini terlalu rapuh, dan tidak dapat menahan air mata saat melihat anak saya yang pertama masih kecil baru 9 setengah bulan, tapi sepertinya saya positif lagi. Sudah tes pack hasilnya positif, suami selalu menguatkan, tapi terkadang hati belum ikhlas menerima kenyataan.
Baca Juga: Pernikahan dan Perencanaan Kehamilan
Ketika Jarak Kehamilan Terlalu Dekat, Bagaimana Harus Bersikap?
Ketika hati mulai sedikit, sedikit sekali menerima, masalah muncul dari ibu saya, ibu tidak ridho, berat sekali menerimanya, sedih sekali beliau mendengar kabar ini bahkan ada maksud tersirat dari beliau untuk menggugurkannya.
Saya bingung. Berharap dapat doa dan kekuatan dari beliau tapi justru malah melemahkan dan membuat saya semakin terpuruk, Ustaz. Apa yang harus saya lakukan?
Jawaban
=========
Anak adalah anugerah dalam pernikahan. Banyak sekali pasangan suami istri yang mendambakannya. Tapi Allah belum memberikan kepada mereka. Ada yang sudah nikah bertahun-tahun.. 5, 10, 15, bahkan sampai mereka menjadi kakek nenek, belum juga punya anak.
Ada yang ikut program ini itu, habis dana puluhan sampai ratusan juta. Hanya untuk punya anak.
Lalu ada wanita lain dimudahkan punya anak, dan mudah sekali, berarti Allah percaya kepadanya. Tapi, sering kali manusia tidak bersyukur. Hanya melihat yang “pendek” dalam pikirannya. Bagaimana ngurusnya, bagaimana kakaknya yang juga masih bayi, bagaimana pendidikannya, biaya hidupnya, akhirnya kepikiran untuk menggugurkan kandungan.
Seolah-olah hidupnya tidak punya Allah, seolah-olah Allah membiarkan hambanya mati kelaparan, tentu ini pikiran yang arogan atas kuasa Allah kepada makhluknya. Dosa besar jika sampai membunuh itu bayi.. Bi ayyi dzanbin qutilat – karena dosa apa bayi itu dibunuh?
Inilah manusia, tidak punya anak, ingin banget punya anak, diberi kemudahan punya anak tapi justru menyesal, tidak positif thinking atas takdir yang dia alami..
Terimalah itu sebagai jihad, sebagai ladang amal shalih,.. Tetap jaga kesehatan, jaga bayi di kandungan, jaga kakaknya, dan jaga kesehatan ibunya, ajak suami untuk bekerja sama.. Nikmati jihad rumah tangga ini bersama-sama.
Wallahu A’lam.[ind]