JALAN keselamatan hanya dengan berilmu dan beramal saleh dijelaskan oleh Ustaz Faisal Kunhi M.A.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
ينبغي للإنسان أن يتعلم حتى لا يكون من الضالين، وأن يتعبد حتى لا يكون من المغضوب عليهم
“Seseorang harus belajar agar dia tidak termasuk orang-orang yang sesat. Dia juga harus beribadah agar tidak termasuk orang-orang yang dimurkai.” (Ahkamun minal Qur’anil Karim, jilid 1 hlm. 51).
Hanya dengan ilmu untuk melepaskan diri dari kesesatan, karena ilmu itu adalah cahaya yang akan mengeluarkan seseorang dari gelapnya kebodohan menuju cahaya yang dipenuhi dengan ilmu.
Belajarlah bahkan ia lebih utama dari engkau mengerjakan shalat sunnah.
Belajarlah karena seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu.
Belajar itu pahit tetapi bodoh karena malas belajar itu lebih pahit.
Setelah engkau belajar, beribadahlah agar engkau tidak semakin sombong dan angkuh dengan ilmu yang engkau miliki.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Selimutilah ilmu dengan kerendahan hati agar engkau tidak merasa paling benar, karena yang lebih penting adalah merasakan kebenaran.
Hadirkanlah rendah hati saat pikiranmu penuh dengan ilmu agar engkau bisa bertoleransi saat perbedaan hadir ditengah diskusi.
Itu dia penjelasan dari Ustaz Faisal Kunhi M.A.
Sejatinya, orang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang syariat Islam ibarat memahami arah jalan, tempat pemberhentian, rambu-rambu jalan, hingga rintangan serta hambatannya.
Namun jika ia tidak menaati ataupun melaksanakan apa yang diketahuinya itu dalam realita kehidupan ia akan hancur dan selalu diliputi ketakutan.
Biasanya ini terjadi karena ia selalu mengharapkan ketenaran dan pengakuan.
Jalan Keselamatan Hanya dengan Berilmu dan Beramal Saleh
Baca juga: Kemuliaan Orang Berilmu yang Menjadi Saksi Ketauhidan Allah
Yang dilakukannya hanya menemui orang-orang bodoh untuk memberi respon positif kepada dirinya yang berilmu.
Kemauannya lemah untuk mengamalkan ilmunya, karena telah berbelok dari tujuan utama menuntut ilmu.
Sebaliknya, dikutip dari kitab Thariqul Hijratain, karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, golongan kedua yaitu orang yang memiliki kemampuan dan kemauan tinggi untuk beribadah dan beramal namun ia buta tentang syariat Islam.
Ia tidak menyadari dan memahami perbedaan antara yang salah dan yang benar tentang akidah dan pengamalan (fiqih).
Ia juga tidak menyadari jika dirinya telah meyeleweng dari ajaran agama saat beramal, baik melalui lisan maupun perbuatan.
Hal ini terjadi karena akalnya lemah dalam menampung syariat Islam yang lurus.[Sdz]