ChanelMuslim.com – Al Barra’ bin Azib adalah seorang sahabat Rasulullah yang senang bersalaman. Salah satu hadits yang sangat identik dengan Al Barra’ adalah hadits tentang “Al Mushafahah” terkait keutamaan bersalaman.
Baca Juga: Pasangan Muslim Gagal Mendapat Kewarganegaraan Swiss karena Tolak Bersalaman
Al Barra’ bin Azib Bahagia Bersalaman dengan Rasulullah
Dalam sebuah riwayat, suatu kali Rasul bertemu Al Barra’ kemudian menjabat tangannya. Al Barra’ tentu bahagia menyambut jabat tangan sang Rasul, lalu ia berkata, “Aku kira ini adalah tradisi orang-orang non-Arab wahai Rasulullah.”
Rasulullah menjawab, “Kita lebih berhak melakukan jabat tangan daripada mereka.
Tidak dua orang muslim bertemu, kemudian salah seorangnya menjabat tangan saudaranya dengan cinta dan nasihat, melainkan akan digugurkan dosa-dosanya.” (Fathul Bari 10/320)
Dilansir channel telegram Generasi Shalahuddin @gensaladin, hadits tentang salaman jadi sering identik dengan Al Barra hingga sampai kepada kita di zaman ini.
Al Barra’ pun pernah mengatakan sebuah nasihat yang sangat indah, yaitu “Di antara sempurnanya salam adalah ketika engkau menjabat tangan saudaramu.” (Al Adab Al Mufrad hal. 833)
Tulisan ini adalah catatan Admin GenSa dalam kajian Barisan Pemuda Zaman Nabi.
Al Barra berasal dari Suku Aus, dan masuk Islam atas ajakan ayahnya yang sangat menyayanginya. Ia biasa dipanggil dengan Kun-yah “Abu Imarah.”
Sifat kepahlawanannya sudah muncul bahkan sejak beliau berusia 12 tahun. Ketika Rasulullah mengajak sahabat-sahabat senior untuk berangkat menghadang kafilah dagang Abu Sufyan yang membawa barang-barang orang Muhajirin, Al Barra ingin ikut.
Ekspedisi yang pada akhirnya berujung dengan Pertempuran Badar itu akhirnya terjadi tanpa diikuti Al Barra.
Saat itu, di tengah-tengah perjalanan, Rasulullah mengadakan inspeksi yang mengharuskan sahabat-sahabat junior mesti kembali ke Madinah karena belum cukup umur, di antaranya adalah Al Barra bin Azib dan juga Abdullah bin Umar.
Namun, ketika usianya sudah cukup dan telah diperbolehkan berjuang di medan militer, Al Barra tak pernah sekalipun menyia-nyiakan kesempatan berjuang di sisi Nabi Muhammad.
Beliau tercatat mengikuti 14 sampai 15 kali Ghazwah bersama Rasulullah meninggikan agama Allah.
Baca Juga: Empat Hal yang Patut Dihindari Saat Silaturahim
Pandai Menyerap Ilmu
Selain di medan laga, Al Barra’ ternyata juga seorang yang pandai dalam menyerap ilmu-ilmu dari Baginda Nabi.
Beliau tercatat meriwayatkan 305 hadits, sebagaimana ditulis Imam Adz Dzahabi dalam Kitab Siyar A’lâm An Nubalâ’.
Sepeninggal Rasulullah, Al Barra’ tak berdiam di Madinah. Beliau meneruskan perjuangan Baginda Rasulullah dalam menyiarkan keindahan Islam.
Itulah yang membuat beliau bertekad bulat dalam agenda pembebasan Persia.
Di usia 34 tahun, beliau didaulat sebagai salah satu pimpinan pembebasan Persia dan menjadi walikota Rayy di era Kekhalifahan Utsman.
Sahabat Muslim, semoga kita bisa mengambil hikmah dari salah satu sahabat yang senang bersalaman ini. [Cms]
(Tulisan ini juga mengambil referensi dari Al Isti’ab, Ibnu Abdil Barr, Al Ishâbah fi Tamyîz Ash Shahâbah, dan Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqalani)