ChanelMuslim.com-Hotel syariah kini mulai dilirik wisatawan. Bukan hanya menawarkan kenyamanan like a home, tapi juga pelayanan sesuai syariah yang tak dimiliki oleh hotel konvensional. Bagaimana kisah Owner Cinnamon Hotel Boutique Syariah, Iman Rahman, SE, MBA dalam perjalanannya menggawangi hotel syariah di Bandung? Yuk, kita ikuti wawancaranya dengan ChanelMuslim.com.
Ditemui di rooftop lantai 7 Cinnamon Hotel Boutique Syariah, lelaki bergamis hitam itu sibuk mengabadikan para tamu yang sedang dijamunya dengan hidangan kambing guling dan nasi kebuli. Tangannya tak lepas memegang kamera DSLR mengikuti langkah kakinya di setiap ujung rooftop demi mendapat gambar yang terbaik. Sekilas tak tampak bahwa lelaki berkulit putih ini adalah pemilik hotel tersebut.
“Wawancaranya nanti aja ya, makan aja dulu,” ujarnya ramah saat ChanelMuslim.com meminta waktu untuk bertanya jawab.
Sabtu (21/7/2018) tampaknya Iman cukup sibuk karena tamu yang dijamunya adalah teman-teman kuliahnya saat menuntut ilmu di Universitas Trisakti, Jakarta. Maklum, Iman ingin pelayanan yang diberikan sangat memuaskan, apalagi yang datang adalah teman-temannya semasa kuliah.
“Saya membangun sendiri hotel ini, saya yang memilih setiap bahan bangunannya, bahkan setiap incinya saya perhitungkan dengan matang. Bukan apa-apa, karena saya ingin hotel ini sempurna, tapi saya enggak punya dana banyak, jadi harus dihemat,” ujarnya membuka cerita.
Iman mengungkapkan, kendala keuangan saat mendirikan hotel itu sempat membuatnya putus asa berbulan-bulan. Hingga pada suatu hari, ia pergi ke masjid dan berdoa kepada Allah.
“Doanya adalah doa Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam saat Perang Badar, minta kemenangan dari Allah. Ternyata enggak sampai 10 menit Allah langsung berikan jawaban,” ucap Ayah dari dua anak itu.
Dari kejadian itu, Iman semakin yakin bahwa hanya Allahlah tempat meminta.
“Allah kasih tahu, kita kerja keras aja, Allah pasti bantu. Jangan pernah minta tolong kepada manusia. Mulai dari situ, saya menerapkan prinsip bisnis langitan, marketing langitan,” kata Iman yang pernah menjadi Presiden Direktur Pasar Modal saat usianya 32 tahun.
Awal Nama Cinnamon
Iman menuturkan, sebelum diberi nama Cinnamon, hotel yang dibangun pada tahun 2016 itu diberi nama Hotel Haji Padang. Nama itu diambil dari buku yang ditulis oleh ayahnya, seorang pensiunan Bank Muamalat. Buku yang mengulik tentang ekonomi syariah itu begitu melekat dalam diri Iman hingga ia memutuskan untuk mengambil nama Haji Padang sebagai nama hotel yang dibangunnya.
Namun, nama itu tidak begitu populer di kalangan masyarakat bahkan di kelompok suku minang yang merupakan tanah kelahiran Iman. Ia disarankan untuk mencari nama lain yang lebih berterima di masyarakat.
Iman kemudian melakukan riset kecil dan menemukan bahwa kayu manis merupakan salah satu rempah yang dihasilkan oleh Sumatra Barat. Kayu manis atau Cinnamon dalam bahasa Inggris mempunyai banyak manfaat yang belum semuanya digunakan oleh masyarakat. Di antara manfaat kayu manis yang ditemukan Iman adalah bermanfaat untuk mengkremasi jenazah para raja Mesir, pelepah kayu manis digunakan sebagai alas untuk menulis kitab suci, dan hampir semua minyak wangi ada kandungan cinnamon oil.
“Belum lagi manfaat cinnamon sebagai obat. Artinya, this is one of blessing. Memberi banyak manfaat,” jelas lulusan MBA dari Amerika tersebut.
Cinnamon, the First Hotel Boutique Syariah di Bandung
Mengapa harus syariah? Iman mengaku, dirinya termasuk orang yang antimainstream.
“Banyak hotel konvensional, makanya harus ada yang concern terhadap Syariah. Cinnamon ada untuk membuktikan bahwa Islam itu keren supaya terasa di hati,” ujar pria yang hobi fotografi tersebut.
Iman menambahkan, selain aturan syariah diterapkan untuk tamu, Cinnamon juga menyediakan perlengkapan shalat lengkap plus Alquran di setiap kamar. Juga ada speaker yang melantunkan azan di tiap waktu shalat.
Sebagai penggiat bisnis syariah, Iman tak pernah menganggap para pemilik hotel syariah lain sebagai pesaing.
“Jumlah hotel syariah ini kurang dari 1%. Makanya teman-teman yang bergerak di bidang yang sama bukan kompetitor, malah saya mau rangkul untuk duduk bareng bagaimana mengembangkan bisnis ini,” jelasnya.
Cinnamon dan Tanggung Jawab Sosial
Sebagai entitas bisnis, Cinnamon Hotel juga turut bertanggung jawab terhadap kehidupan sosial. Ada dua fokus yang dilakukan Iman dalam kegiatan Corporate Social Responsibility, yakni membagikan bibit pohon cinnamon kepada tamu dan pemberdayaan kaum difabel, khususnya penyandang tuli.
“Kami bagikan bibit pohon cinnamon everyday untuk tamu, membuktikan Islam peduli terhadap future generations,” ujarnya.
Kemudian, untuk difabel, Iman menggelar pengajian rutin dan juga secara khusus membina para penyandang tuli di bidang fotografi.
“Kami punya Yayasan untuk disabilitas. Kami juga pernah mendapat rekor MURI karena menggelar lomba foto untuk disabilitas,” tambahnya.
Ingin Istana Surga
Sesuai mottonya, bermanfaat untuk sebanyak-banyaknya orang, masih ada satu keinginan yang ingin Iman wujudkan.
“Saya ingin istana surga. Saya sadar tanah di surga mahal, ibadah saya tidak akan cukup, maka saya minta sama Allah agar dimudahkan, agar diberi petunjuk jalan untuk bermanfaat sebanyak-banyaknya agar bisa memiliki istana di surga,” tutur Iman menutup perbincangan.[ind]