YAYASAN Sahabat Perempuan Bekasi yang baru diresmikan pada Sabtu (5/11/2022) lalu memiliki empat fokus dalam pemberdayaan perempuan.
Menurut Ketua Yayasan Sahabat Perempuan Bekasi Hanifah Ahzami, M.A., lembaganya memiliki visi menjadi pelopor dalam membangun kesejahteraan kemandirian dan pemberdayaan perempuan Kota Bekasi.
“Kami ingin mewujudkan perempuan di Kota Bekasi yang mampu mengaplikasikan pengetahuan dan wawasan ketahanan keluarga,” ujar Hanifah kepada ChanelMuslim.com.
Selain itu, lembaga ini juga menjalin kerja sama dengan lembaga terkait perempuan anak dan keluarga lainnya yang ada di Bekasi.
“Kami juga ingin meningkatkan kapasitas diri perempuan terutama dalam pengembangan wawasan dan pendidikan karakter,” tambah perempuan alumni STIU Darul Hikmah dan LIPIA tersebut.
Yayasan ini juga mempunyai misi meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif perempuan dalam proses pembangunan kota Bekasi.
“Yang tidak kalah penting, kami juga ingin meningkatkan keterampilan perempuan dalam kemandirian ekonomi keluarga,” jelas Hanifah saat ditemui seusai kegiatan launching.
Hanifah mengakui, banyak persoalan perempuan, anak, dan keluarga di Bekasi yang tidak dapat ditangani sendiri oleh lembaga ini.
Oleh karena itu, yayasan yang dipimpinnya ini juga akan berkolaborasi dengan lembaga serupa dalam penanganan permasalahan tersebut.
“Kolaborasi ini akan memperkuat Yayasan Sahabat Perempuan Bekasi dalam sama-sama menangani isu perempuan di kota ini,” ungkapnya.
Baca Juga: Launching Yayasan Sahabat Perempuan Bekasi, Ini 3 Pesan Heri Koswara
4 Fokus Yayasan Sahabat Perempuan Bekasi
Hanifah menyampaikan empat fokus yayasan yang dielaborasikan dalam program-program nyata untuk perempuan Bekasi.
Pertama, peningkatan kapasitas perempuan
Yaitu melalui kegiatan seminar, talk show, dan lain-lain seputar perempuan sehingga meningkatkan wawasan para perempuan.
Kedua, konsultasi keluarga
“Dalam masalah sosial, kami membuka konsultansi keluarga sehingga harapannya, bisa menjadi wadah untuk persoalan perempuan yang dihadapi,” kata Hanifah.
Ketiga, membangun kewirausahaan yang berbasis keluarga
Maraknya perceraian, kenakalan remaja, dan persoalan anak dilatarbelakangi oleh persoalan ekonomi.
“Oleh karena itu, kami membuat program membangun kembali kemandirian perempuan pasca pandemi,” tambahnya.
Keempat, membangun literasi digital
“Ini yang mungkin belum banyak diaplikasikan yaitu kami ingin membangun literasi digital kepada kaum ibu,” jelas Hanifah.
Dengan literasi digital, diharapkan para ibu dapat meningkatkan keterampilannya dengan penguasaan teknologi dan tidak menutup kemungkinan terjun di dunia bisnis online.
“Bagaimana sarana-sarana ini kemudian bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan di bidang bisnis,” tutupnya. [ind]