ChanelMuslim.com – Informasi mengenai vaksin Covid-19 menyebabkan kemandulan beredar di masyarakat. Dokter Spesialis kandungan di The Ohio State University Wexner Medical Center, Michael Cackovic menyatakan hal itu menyesatkan.
Dikutip dari Shape, pada Ahad (10/1/2021), tidak ada alasan untuk percaya bahwa vaksin Covid menyebabkan kemandulan.
“Intinya, tidak ada bukti yang mendukung anggapan vaksin Covid-19 berdampak pada kesuburan,” ujarnya.
Senada dengan Vackovic, Amesh A. Adalja dari Johns Hopkins Center for Health Security mengatakan bahwa pada ahli kesehatan dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyatakan hal yang sama.
“ACOG merekomendasikan vaksinasi bagi individu yang sedang melakukan program kehamilan dan memenuhi kriteria untuk vaksinasi,” katanya.
Baca Juga: Mau Vaksin untuk Anak 6 Tahun ke Atas? Baca Dulu Rekomendasi dari IDAI Berikut
Vaksin Covid Dikabarkan Menyebabkan Kemandulan, Ini Faktanya
Lebih lanjut, beberapa wanita yang berpartisipasi dalam uji klinis untuk dua vaksin (Pfizer dan Moderna) sedang hamil selama masa percobaan, dan tidak berpengaruh terhadap kesuburan mereka.
Selama uji coba vaksin Moderna, 13 peserta hamil, dan selama uji coba vaksin Pfizerm terjadi 23 kehamilan. Sementara 1 dari kelompok Pfizer mengalami keguguran dan orang tersebut menerima plasebo bukan vaksin.
Dokter spesialis penyakit menular dari Vanderbilt University School of Medicine William Schaffner mengatakan bahwa wanita yang ingin hamil sebaiknya mempertimbangkan risiko tidak mendapatkan vaksinasi, terutama yang berpotensi memiliki penyakit parah serta persalinan prematur selama hamil.
Schaffner merekomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan vaksinasi agar mendapatkan rujukan langsung dari medis, bukan dari internet.
Ia melanjutkan, vaksin Covid-19 Pfizer maupun Moderna menggunakan bahan genetik yang disebut mRNA yang memicu respon imun dalam tubuh, akibatnya tubuh akan mengembangkan antibodi terhadap virus. Tubuh kemudian menghilangkan protein bersama dengan mRNA, tetapi antibodi tetap ada.[ind]
Sumber: Antaranews