ChanelMuslim.com – Ringan beratnya sebuah pekerjaan itu sangat tergantung bagaimana cara kita berpikir. Walaupun kita melakukan pekerjaan yang sama tetapi cara berpikirnya berbeda maka hasilnya akan berbeda.
Jika kita berpikir berat dan negatif saat melakukan pekerjaan maka pekerjaan itu akan menjadi beban dan kita melakukan pekerjaan dengan tidak nyaman, banyak mengeluh, malas-malasan, bekerja dengan penuh tekanan, stres serta ujung-ujungnya penyakit akan datang.
Sebaliknya, jika kita berpikir ringan dan positif maka kita akan enjoy melakukan pekerjaan itu, semangat, gembira, dan bahagia yang ujungnya adalah sehat.
Misalnya seperti ini, ada seorang ibu yang sedang membereskan rumahnya. Jika ibu ini berpikir sebagai beban maka ibu ini akan melakukan dengan terpaksa, malas, banyak mengeluh, mengomel, terasa capek, emosi, sering marah kepada suami dan anak-anaknya, keringat yang keluar juga tidak menyehatkan karena hatinya yang tidak nyaman dan tertekan.
Tapi jika ibu ini berpikir dan fokus pada sisi yang positif, maka ibu ini akan mengucapkan “alhamdulillah” karena Allah telah menyiapkan banyak pahala saat melihat dapur yang kotor dan cucian yang menumpuk.
Dengan mindset berpikir mendapatkan pahala yang banyak, maka ibu ini akan senang dan gembira karena Allah menyediakan banyak sekali pahala setiap ia membersihkan dan merapikan rumah agar suami dan anak-anaknya nyaman.
Ia akan melakukan dengan semangat, gembira, senang, dan keringat yang keluar juga akan menyehatkan. Contoh yang lain misalnya anak kita menangis berebutan mainan dengan kakaknya.
Jika orang tua berpikir yang negatif maka orang tua akan merasa sebel, pusing, marah, ngomel, tertekan, stres karena mendengar anak yang teriak-teriak dan menangis.
Baca Juga: Gaji Tidak Mencukupi untuk Menikah, Ini Pekerjaan Tambahan yang Bisa Dilakukan
Ringan Beratnya Sebuah Pekerjaan
Lain ceritanya jika orang tua itu merasa bersyukur, alhamdulillah anaknya masih aktif beraktivitas, masih menangis dengan kencang itu tandanya mereka sehat coba kalau sakit berbaring di rumah sakit dalam kondisi diam atau tertidur tanpa sadar tentu saja orang tua akan merindukan kembali teriakan dan tangisan anak mereka.
Tentu saja tangisan dan teriakan anak-anak akan jauh lebih membahagiakan daripada diamnya mereka di kasur rumah sakit.
Hidup itu harus senantiasa bersyukur. Bersyukur itu saat melihat sesuatu atau mengalami suatu kejadian maka berpikirnya bersyukur.
Misalnya kita melihat anak bertengkar lalu anak menangis, bersyukur dulu karena itu tandanya anak kita sehat. Melihat rumah bersyukur dulu, sudah memiliki rumah karena masih banyak orang yang tidak memiliki rumah atau masih mengontrak.
Melihat mobil bersyukur punya mobil. Makan rambutan bersyukur diberi rezeki rambutan dan lidah masih bisa merasakan manisnya rambutan, coba kalau sakit lidah merasakan pahit buah rambutan dan saat makan juga tidak berselera.
Bekerja bersyukur masih bisa kerja karena banyak orang yang masih mencari kerja. Saat berjalan bersyukur masih bisa berjalan.
Sholat di masjid bersyukur mendapatkan pahala yang banyak. Intinya syukuri apapun itu saat melihat, merasakan, melakukan, dan mengalami sesuatu.
Biasakan untuk mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan, apapun itu dan kurangi bahkan tiadakan mengeluh dari mulut kita.[ind]
sumber: Kulwap Rumah Pintar Aisha. November 2021.