ChanelMuslim.com – Partai agama Pakistan Jamaat-e-Islami akan memperingati dua Jumat berikutnya sebagai Hari Solidaritas Palestina, kata ketuanya Siraj-ul-Haq Kamis kemarin.
Dalam sebuah pernyataan, Haq mengimbau kepada bangsa dan ulama untuk mengingat warga Palestina dalam shalat mereka di bulan suci Ramadan.
Baca juga: Menyambut Hari Solidaritas Palestina, Inilah Kegiatan Adara Relief
“Saya mengimbau ulama Pakistan untuk menyoroti kebrutalan Zionis terhadap Muslim Palestina yang tidak bersalah dalam khotbah Jumat di masjid dan menciptakan kesadaran di antara orang-orang tentang kiblat pertama Islam,” ujar ketua Jamaat-e-Islami, Siraj-ul-Haq.
Setiap tahun Jumat terakhir bulan suci Ramadan diperingati sebagai “Hari Yerusalem” di beberapa negara, termasuk Pakistan, untuk mengecam pendudukan Israel tahun 1968 di Yerusalem. Tahun ini akan jatuh pada 7 Mei.
Menjelang Hari Yerusalem, spanduk telah dipajang dengan slogan-slogan menentang pendudukan Israel di semua kota utama Pakistan.
Partai politik dan agama telah mengatur rapat umum, seminar, dan konferensi untuk menandai hari itu.
Haq juga mengutuk pasukan Israel karena tidak mengizinkan warga Palestina melakukan shalat di Masjid Al-Aqsha.
“Pintu masuk utama ke Masjid Al-Aqsha telah ditutup selama beberapa hari terakhir oleh pasukan pendudukan Israel yang membatasi pergerakan warga Palestina,” katanya.
Pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri Pakistan juga mengutuk penutupan Yerusalem tengah untuk Palestina oleh Israel sejak awal Ramadan.
Situasi mengkhawatirkan di Kashmir
Haq juga menyatakan keprihatinan besar atas situasi di Kashmir yang dikelola India dengan mengatakan jutaan Muslim di Kashmir masih hidup di penjara terbuka sejak Agustus 2019.
“Kehidupan jutaan Muslim di Kashmir telah dibuat sengsara oleh pasukan pendudukan India. Terlepas dari resolusi PBB, masalah Kashmir telah bertahan selama 70 tahun sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa diam,” katanya.
Haq mengacu pada tindakan pemerintah India pada Agustus 2019 ketika New Delhi mencabut status khusus Jammu dan Kashmir yang sudah lama berlaku.
Sebagian wilayah itu dikuasai oleh India dan Pakistan tetapi diklaim oleh keduanya secara penuh. Sejak mereka dipecah pada tahun 1947, kedua negara telah berperang tiga kali, dua di antaranya memperebutkan Kashmir.
Beberapa kelompok Kashmir telah berperang melawan pemerintahan India untuk kemerdekaan, atau penyatuan dengan tetangganya Pakistan.
Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang telah terbunuh dan disiksa dalam konflik tersebut sejak tahun 1989.[ah/anadolu]