Chanelmuslim.com-Banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang ibu hamil dan gerhana matahari. Di antaranya, ibu hamil tak boleh keluar rumah saat terjadi gerhana. Datang dari mana mitos itu?
Mitos seputar gerhana matahari yang sering dipercayai oleh masyarakat antara lain: ibu hamil tak boleh keluar rumah ketika gerhana agar bayinya tak lahir cacat, ibu hamil tak boleh menggunakan pisau untuk memotong apapun saat terjadi gerhana atau anaknya akan lahir dengan bibir sumbing, atau ibu hamil yang menyentuh perutnya ketika gerhana bulan sedang berlangsung akan melahirkan bayi dengan tanda lahir. Mitos seperti itu sebenarnya datang dari mana?
Mitos dan takhayul tentang ibu hamil dan gerhana itu dahulunya, seperti yang dilansir oleh babble.com, berasal dari India. Saat itu, para wanita berusaha agar tak melahirkan saat gerhana karena ada kepercayaan bahwa anaknya nanti akan mengalami kesulitan hidup jika lahir tepat saat gerhana terjadi. Di kalangan medis, keinginan untuk mempercepat atau menunda kelahiran untuk menghindari gerhana itulah yang justru berbahaya bagi ibu dan juga bayinya.
Dilansir dari huffingtonpost.com, belum ada bukti yang pasti yang membuktikan bahwa gerhana bulan atau matahari memiliki dampak fisik pada tubuh manusia. Meskipun memang tak ada bukti ilmiah kenapa ibu hamil tak boleh keluar rumah melihat gerhana, mitos tersebut masih saja dipercaya oleh masyarakat di hampir seluruh belahan dunia.
Di masa jahiliyah, telah berkembang di masyarakat Arab –bahkan masyarakat dunia lainnya—jika Gerhana Matahari terjadi karena kelahiran atau kematian seseorang. Khurafat tersebut dimentahkan oleh Rasulullah saw.
Sebagaimana haditsnya:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kalian melihat gerhana matahari atau gerhana bulan maka segeralah mengingat Allah, bertakbir, sholat dan bersedekah” (HR. Bukhari) hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Prof. Dr. Zaghlul, mengatakan bahwa Gerhana Matahari dan bulan adalah merupakan fenomena alam biasa yang berada di bawah kehendak Allah dan bagian dari sunnatullah (lihat Buku Pintar Sains dalam hadits, hlm. 125)
Karena itu, sebagai seorang muslim, kita harus meyakini bahwa fenomena ini adalah bagian dari ayat qauniyah Allah yang ditunjukkan kepada manusia agar semakin percaya akan kebesaran-Nya. Jagad raya dan isinya adalah bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah.
Gerhana matahari total akan melintasi Indonesia pada hari ini, Rabu (9/3/2016) dan akan kembali terjadi pada tahun 2023.(ind)