ChanelMuslim.com – Pelaksanaan ibadah haji bagi pemerintah Indonesia adalah sebuah kerja besar yang dikerjakan secara profesional dengan tim yang juga profesional. Tidak saja di tanah air, semua tim petugas haji bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Termasuk dengan petugas Sektor Khusus Masjid Nabawi.
Yuk, berkenalan lebih dekat dengan Sektor Khusus Masjid Nabawi!
Sektor Khusus (Seksus) Masjid Nabawi merupakan salah satu sektor andalan di Daerah Kerja Madinah.
Sektor ini memiliki tanggung jawab cukup besar selama pelaksanaan musim haji. Bisa dibayangkan ketika ratusan ribu jemaah Indonesia yang melaksanakan arba’in—salat lima waktu selama delapan hari—berjejal bersama jemaah haji asal seluruh dunia.
[gambar2]
Tidak heran jika komposisi sektor ini terbilang cukup komplet. Mulai dari Seksi Perlindungan Jemaah, Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) Kementerian Agama, dan Tim Gerak Cepat (TGC) Kementerian Kesehatan.
Beberapa kursi roda juga terlihat disiagakan di pos sektor yang berjaga di pintu nomor 21 Masjid Nabawi.
Menurut Wakil Seksus, Ahmad Hanafi, beberapa tantangan di lapangan yang dihadapi antara lain banyak jemaah yang lupa arah pulang.
“Saking senangnya tiba di Madinah, mereka langsung menuju Masjid Nabawi tanpa mencermati masuk dari pintu nomor berapa,” tandasnya saat ditemui di Masjid Nabawi, Ahad (9/9) siang kepada tim Media Center Haji, Bramma Aji.
Peristiwa seperti itu rupanya kerap terjadi. Tntangan lain yang sering menimpa jemaah adalah terpisah dari rombongan.
” Jika sudah seperti itu, langkah pertama yang dilakukan adalah mendata.Kami lihat dan cek gelang identitas jemaah yang dipakai,” ujarnya.
Gelang identitas yang mulai tahun ini dilengkapi barcode—merupakan salah satu dari 10 inovasi penyelenggaraan haji tahun ini—memudahkan petugas untuk mengecek hotel pondokan jemaah. Begitu diketahui, petugas langsung mengantar jemaah bersangkutan ke hotel masing-masing.
[gambar1]
Wakil Seksus Masjid Nabawi Ahmad Hanafi, Ahad (09/09), mengisahkan pengalamannya saat bertugas di Tanah Suci (Foto: Kemenag)
“Tapi ya kami menyiapkan minuman dan roti sebagai antisipasi kalau jemaah belum makan, agar dapat menenangkan mereka,” katanya.
Khusus area Raudlah, tempat antara makam Nabi Muhammad SAW dengan mimbar, pihaknya mengimbau agar jemaah resiko tinggi (risti) apalagi perempuan untuk didampingi.
“Bagi jemaah perempuan yang menggunakan kursi roda kami berpesan harap didampingi dari regu atau rombongannya,” sambung Hanafi.
Pasalnya anggota perempuan Seksus Masjid Nabawi juga telah berjaga di Raudlah. “Mereka terpaksa tidak bisa mendorong di Raudlah karena pada saat bersamaan mengawasi ribuan jemaah kita,” sebutnya lagi.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak keamanan Masjid Nabawi terkait barang hilang atau tercecer.
“Tiap dua hari sekali kami cek barang-barang yang ditemukan, nanti kalau ternyata milik jemaah Indonesia akan kita ambil dan mengembalikan kepada jemaah,” ungkapnya.
Untuk kesehatan, Seksus juga bekerja sama dengan pihak kesehatan Masjid Nabawi yang berjaga di pintu nomor 36.
Menjaga ritme untuk menjalankan tugas negara tentu tak mudah. Namun Ahmad Hanafi dan seluruh anggota Seksus mengaku menikmati amanah yang diberikan.
“Ketemu saudara sebangsa dan setanah air dengan ragam ciri khas bahasa dan budaya yang berbeda-beda membuat kami senang dan ringan menjalankan tugas ini,” tutup cerita Hanafi.
Semoga berkah dalam menjalankan tugas mulianya.
(jwt/kemenag)