KOALISI Nasional Perlindungan Keluarga (KNPK) Indonesia menegaskan pentingnya menjadikan agama sebagai fondasi utama dalam membangun keluarga dan bangsa.
Hal ini disampaikan dalam Seminar Nasional bertema “Meraih Kemuliaan Manusia melalui Penguatan Keberfungsian Agama atau Relijiusitas Keluarga”, yang digelar pada Ahad (6/7/2025) di Auditorium Lantai 2 Gedung Perpusnas RI, Jakarta Pusat.
Dr. Aan Rohanah, M.Ag., Ketua Bidang Jejaring dan Kelembagaan Pakar KNPK Indonesia, yang menjadi pembicara utama dalam seminar ini, menyampaikan bahwa keberfungsian agama dalam keluarga menjadi kunci utama dalam membentuk karakter manusia yang mulia.
“Agama harus diprioritaskan daripada ekonomi. Dengan agama, seseorang akan memiliki bekal ruhani yang kuat, otak yang cerdas, dan fisik yang sehat. Ini akan menjadikan cara mencari penghasilan tidak hanya halal, tetapi juga berkah,” ujar Dr. Aan.
Ia juga menambahkan bahwa seseorang yang memiliki dasar agama yang kuat akan memanfaatkan hartanya untuk kebaikan, tidak lupa menunaikan zakat dan sedekah, serta tetap bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
KNPK Tekankan Urgensi Agama sebagai Fondasi Keluarga di Era Indonesia Emas 2045
Sebaliknya, ekonomi tanpa agama hanya akan membawa kehancuran bagi individu, keluarga, hingga masyarakat.
Lebih lanjut, Dr. Aan menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam memperkuat pendidikan agama.
Menurutnya, meskipun secara undang-undang sudah ada kebijakan pendidikan agama, implementasinya masih perlu banyak perbaikan.
“Pendidikan agama bukan hanya transfer pengetahuan, tetapi harus menjadi landasan dalam beramal dan berperilaku,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa pendidikan agama yang utama justru dimulai dari dalam keluarga.
Baca juga: 10 Rekomendasi KNPK Indonesia untuk Peningkatan Ketahanan Keluarga
“Kalau pendidikan di keluarga berhasil, maka kekurangan di sekolah bisa tertutupi. Harus ada sinergi antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah,” tambahnya.
Menjawab tantangan Indonesia Emas 2045, Dr. Aan menyatakan bahwa segala aspek pembangunan – ekonomi, politik, sosial – harus tetap berlandaskan agama agar tidak menyimpang dari nilai-nilai kemanusiaan dan moral.
“Ekonomi harus halal dan membawa berkah, politik tidak boleh pragmatis, dan interaksi sosial harus berlandaskan adab dan agama agar terhindar dari perilaku menyimpang,” pungkasnya.
Seminar ini menjadi bagian dari upaya KNPK Indonesia dalam membangun kesadaran publik mengenai pentingnya relijiusitas keluarga sebagai pondasi bangsa yang kuat menuju masa depan Indonesia yang berkeadaban.[Sdz]
Kontributor: Denis