KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Direktorat Kursus dan Pelatihan menggelar bincang kursus bertajuk Sinergi Mewujudkan Pendidikan Bermutu Melalui Kursus dan Pelatihan untuk Semua.
Acara ini menekankan pentingnya kursus dan pelatihan sebagai solusi untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan relevan dengan kebutuhan industri.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Pendidikan Jenderal dan Vokasi, Tatang Muttaqin, menegaskan pentingnya pendidikan nonformal sebagai pelengkap pendidikan formal.
Menurutnya, kursus dan pelatihan Kemendikdasmen ini memberikan keterampilan praktis yang berorientasi pada kompetensi, terutama bagi individu berusia 15-25 tahun yang tidak dapat melanjutkan pendidikan formal.
Pendidikan nonformal membantu anak-anak yang telah menyelesaikan pendidikan formal atau mereka yang putus sekolah untuk mendapatkan keterampilan baru yang relevan dengan dunia usaha atau wirausaha.
Selain itu, fleksibilitas pendidikan nonformal memungkinkan peserta didik yang berada di daerah marginal atau terpencil untuk tetap memperoleh akses pelatihan yang berkualitas.
Baca juga: Kelas Pelatihan Riset Internasional, Beasiswa Garuda ACE untuk Mahasiswa S1 dan S2
Kemendikdasmen Tekankan Pentingnya Kursus dan Pelatihan Sebagai Solusi Menciptakan SDM
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga kursus, dunia usaha, dan industri dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung.
Selain itu, ia menekankan perlunya penyusunan standar kurikulum berbasis kompetensi dan penguatan peran lembaga sertifikasi profesi untuk menjamin mutu lulusan.
Kolaborasi dengan lembaga sertifikasi profesi menjadi salah satu fokus utama dalam diskusi ini. Sertifikasi kompetensi diharapkan menjadi pengakuan resmi terhadap keterampilan yang dimiliki peserta pelatihan.
Sertifikasi sangat penting, karena selain kualifikasi pendidikan, sertifikat kompetensi menjadi bukti daya saing individu di dunia kerja.
Tatang menyampaikan pentingnya pelatihan bagi instruktur agar keterampilannya tetap relevan dengan perkembangan industri terkini. Pelatihan magang di industri dinilai mampu memberikan pengalaman nyata yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di lembaga kursus.
Di sisi lain, Perwakilan Kadin Indonesia, Masbukhin, menyoroti pentingnya pendekatan berbasis pasar dalam pengelolaan lembaga kursus.
Menurutnya, lembaga kursus harus peka terhadap kebutuhan pasar di daerah masing-masing agar program pelatihannya relevan dan memiliki daya tarik.
Masbukhin juga mengajak lembaga kursus untuk berkoordinasi dengan tim koordinasi daerah vokasi, yang melibatkan pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat, guna menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
Praktisi pendidikan nonformal, Megawati Santoso, menggarisbawahi pentingnya kursus sebagai solusi bagi masyarakat yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Hanya sekitar 30% masyarakat usia kerja yang mampu mengakses perguruan tinggi, sisanya bergantung pada kursus untuk mendapatkan keterampilan. Kursus adalah penopang utama SDM bangsa.
Ia juga menyoroti pentingnya kredibilitas lembaga kursus dalam menyelenggarakan program pelatihan. Menurutnya, kursus harus memastikan kualitas pelatihan yang sesuai dengan standar industri agar lulusan dapat diterima di dunia kerja.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Diskusi ini juga mengangkat tantangan penyelenggaraan kursus di daerah tertinggal dan terpencil. Tatang Muttaqin menjelaskan bahwa pemerintah telah memetakan kebutuhan di 23 daerah tertinggal dan lebih dari 9.500 desa untuk memastikan akses pendidikan nonformal.
Ia menekankan pentingnya intervensi pemerintah untuk mendukung daerah yang sulit dijangkau, baik melalui program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) maupun Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
Untuk itu penting mempersiapkan lulusan kursus dan pelatihan untuk bersaing di tingkat global. Contohnya, di bidang kelautan dan perikanan, lulusan pelatihan diharapkan mampu memenuhi standar internasional agar dapat bekerja di perusahaan global.
Selain itu, penguatan keterampilan digital juga menjadi perhatian utama untuk mendorong daya saing di era industri 4.0.
Diskusi ini menegaskan bahwa kursus dan pelatihan memiliki peran strategis dalam mencetak SDM yang kompeten dan adaptif.
Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan nonformal menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan upaya bersama, diharapkan kursus dan pelatihan tidak hanya menjadi solusi pendidikan, tetapi juga pendorong utama kemajuan bangsa. [Din]