ChanelMuslim.com – Sejak selasa (31/3) Mataaf telah dibuka. Grup dengan jumlah 50 orang akan diizinkan untuk membuat 1 kali tawaf, melalui pintu masuk King Fahad.
Untuk mencegah terjadinya kasus baru COVID 19 di cluster Universitas Ummul Quro’ Mekkah, Pemerintah Saudi mengkarantina mahasiswa dengan cara menempatkan mereka di hotel dengan kapasitas 1 kamar 1 orang.
Saudi memiliki jumlah kasus 1453 per tanggal 30 kemarin dan tingkat kematiannya yang sangat sedikit, yaitu 8 orang. Saudi dianggap cukup berhasil dalam penanganan wabah yang jadi masalah dunia ini.
Harus diakui bahwa Saudilah negara non China yang pertama kali concern melakukan langkah preventif untuk kasus covid 19 ini dengan menghentikan keberangkatan umroh.
Selangkah kemudian, Kabah ditutup. Lalu diberlakukan jam tutup Masjidil Haram, yaitu sejak Isya hingga Subuh. Sesudah itu Masjidil Haram tidak dibuka untuk umum. Meski shalat 5 waktu tetap ada, namun orang tertentu saja yang bisa shalat berjamaah di sana.
Hingga saat ini belum bisa dipastikan apakah umroh Ramadhan yang notabene tinggal hitungan hari ini, masjidil haram dan masjid nabawi akan dibuka.
Adapun untuk haji, hingga saat ini belum ada keputusan resmi dari pemerintah Saudi.
Video yang beredar dengan caption bahwa haji ditiadakan adalah sebuah pembohongan publik. Jelas dikatakan dalam video itu BELUM, bukan TIDAK.
Mengenai video yang menunjukkan orang berbondong-bondong thawaf dengan caption: “Alhamdulillah Masjidil Haram Sudah Dibuka Untuk Umum” juga bohong! Itu video lama. Karena, saat ini, Saudi justru mengeluarkan aturan jam malam dan yang melanggar dikenakan denda SAR 10.000 (sekitar 40jt). Bahkan untuk beberapa wilayah seputaran haram, seperti Misfalah, aturan ini diberlakukan 24 jam.
Informasi dari beberapa TKI yang menjadi oerugas kebersihan di Masjidil Haram, Masjidil Haram masih belum dibuka dan tidak ada yang umroh di sana Saking ketatnya penjagaan, mereka pun dilarang membawa masuk telepon genggam ke dalam Masjidil Haram. [My/ayokemekkah.com]