ChanelMuslim.com—Mantan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono secara mengejutkan menggelar pernyataan pers di kediamaannya, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11/2016).
SBY, sapaan akrab Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, ini menyampaikan berbagai isu mutakhir antara lain menanggapi isu kasus kematian Munir, Pilkada DKI Jakarta, kekayaan pribadi, hingga rencana unjuk rasa yang digelar ormas-ormas Islam untuk percepatan kasus dugaan penistaan Alquran yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta pada Jumat (4/11/2016), mengenai Pilkada Jakarta.
Menanggapi kasus Munir, dimana dokumen resmi dari Tim Pencari Fakta (TPF) dikabarkan hilang, SBY mengatakan bahwa dia telah menyerahkan fotokopi hasil temuan dan rekomendasi TPF Munir yang telah dilegalisasi pada Mensesneg untuk diserahkan ke Presiden Joko Widodo. Kini kewenangan penegakan hukum sepenuhnya ada di tangan Jokowi, jika menganggap yang dilaksanakan di era SBY belum rampung.
“Apa enggak terbalik-balik dunia ini? Gunakan akal sehat. Rakyat punya akal sehat. Penegakan hukum menyangkut meninggalnya Munir di era yang saya pimpin telah saya jelaskan terang benderang. Pemerintahan Jokowi telah tahu temuan dan rekomendasi TPF Munir,” katanya di hadapan awak media dan petinggi Partai Demokrat.
Dituding memiliki harta pribadi sebesar Rp 9 triliun yang disiarkan sebuah tv swasta, SBY menegaskan jika itu benar maka dirinya pasti masuk daftar 150 orang terkaya di RI. Karena, katanya, peringkat ke-150 saja memiliki harta 10 juta dolar AS atau setara dengan Rp1,5 triliun. “Faktanya berita tentang 150 orang terkaya RI, saya baca hingga 10 kali tetap saja nama SBY tidak ada,” ujar SBY dengan nada meninggi.
Terkait dengan panasnya suhu politik dalam perhelatan Pilkada serentak, khususnya di DKI Jakarta, SBY mengatakan jika dirinya dan Partai Demokrat tetap ingin agar Pilgub DKI 2016 tetap diikuti tiga pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur, yang salah satu calonnya adalah putera SBY, Agus Harimurti Yudhoyono.
Soal ramainya kasus penistaan agama yang diduga dilakukan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), SBY menyerahkannya pada proses hukum. Ahok, menurutnya, tetap memiliki hak untuk berkampanye. “Biar ketiganya berkompetisi secara fair dan demokratis. Nanti rakyat Jakarta yang tentukan siapa yang paling tepat memimpin lima tahun mendatang,” katanya.
Aksi demonstrasi di berbagai daerah yang memprotes pernyataan Ahok menyitir Alquran surat Al-Maidah ayat 51, SBY berujar jika aspirasi demonstrasi tidak didengar oleh pemimpin maupun pihak terkait, aksi serupa bahkan dalam jumlah yang lebih besar akan terus terjadi.
“Barangkali tuntutannya tidak didengar. Kalau sama sekali tidak didengar, sampai lebaran kuda tetap ada demonstrasi unjuk rasa,” ujarnya. Untuk itu, SBY menambahkan, pemerintah maupun pihak terkait bisa mendengarkan tuntutan para demonstran agar kondisi keamanan serta politik Tanah Air tetap kondusif.
Adanya informasi intelijen bahwa rencana aksi demo digerakkan atau bekingi oleh pihak tertentu atau partai politik, SBY menampiknya. “Kalau ada info atau analisis intelijen seperti itu, saya kira berbahaya menuduh seseorang, kalangan, parpol, melakukan seperti itu,” ucapnya.
Meski tidak menyebutkan pihak yang dituduhkan, SBY melihatnya informasi itu sebagai fitnah. “Pertama, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Kedua, menghina, rakyat bukan kelompok bayaran,” terangnya. (mr)