Foto: Isti/Chanelmuslim]
Oleh: Isti Prihandini (Lahore, Pakistan)
Chanelmuslim.com-Kreatif adalah satu kata untuk perayaan Milad-ur-Roosul di Lahore, Pakistan. Salah satu yang membedakan perayaan Maulid Nabi di Lahore dengan kota-kota lain di Pakistan adalah semaraknya paharian.
Paharian adalah miniatur-miniatur sebuah tempat yang terbuat dari serbuk kayu yang dicampur pewarna. Paharian (kumpulan pahari) didekor dengan lampu-lampu hias, air mancur, dan mainan-mainan atau boneka. Anak-anak muda membuatnya di siang hari pada 12 Rabiul Awal.
Setelah maghrib, lampu-lampu hias dinyalakan dan naats (puji-pujian untuk Rasulullah) atau lagu-lagu Islam pun diputar. Salah satu lagu yang diputar adalah Tajdar-e Haram (Raja Tempat Suci) yang dibawakan oleh penyanyi populer Atif Aslam.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Maulid Nabi tahun ini pun bertepatan dengan musim dingin, 16 derajat celcius dan kabut tebal. Namun, itu tak menghalangi masyarakat muslim Sunni di Lahore untuk keluar rumah menonton paharian dan menikmati indahnya lampu-lampu hias, lampion, balon warna-warni yang menghias jalan-jalan dan rumah-rumah. Masjid dan makam biasanya hanya dihias lampu kelap-kelip, tulisan-tulisan Arab, dan hiasan kain dengan mayoritas warna hijau dan keemasan.
Sebagian masyarakat berbagi kehangatan dengan membagikan sup krim ayam, chai (teh susu), biryani (nasi pedas khas Pakistan), mithai (manisan), atau toffee (permen). Sebagian berjalan membagikan makanan di pinggir-pinggir jalan, sebagian membagikan dari rumah ke rumah, dan sebagian berdiri depan rumah sembari mengumandangkan syair urdu khas untuk memanggil anak-anak yang ingin mendapatkan makanan. Mayoritas masyarakat muslim berpakaian bagus saat malam Maulid Nabi. Bahkan sebagian anak-anak berkostum princess.
Dalam buku-buku pelajaran tertulis, muslim Pakistan memiliki tiga hari raya, yaitu Eid-ul-Fithr, Eid-ul-Azha, dan Eid-ul Milad-ur Roosul. Namun tidak semua muslim Pakistan merayakan Maulid Nabi. Muslim Sunni kelompok Barelvi yang semangat memeriahkan Maulid Nabi. Sedangkan kelompok Devbandi dan Ahlehadith tidak merayakan. Di masjid-masjid Barelvi pada malam Maulid Nabi diadakan puji-pujian, dzikir, dan khutbah.
Dari tahun ke tahun, tradisi membuat pahari tampak berkurang jumlahnya. Perlu diketahui bahwa pahari dibuat dari dana swadaya masyarakat. Sebagian masyarakat yang menonton pahari sukarela menaruh uang antara Rs. 10 – Rs. 100 (sekitar seribu sampai sepuluh ribu rupiah) di paharian.
(ind)