Chanelmuslim.com – Namanya anak-anak, wajar ketika dia ‘hobi’ sekali minta dibelikan mainan. Namun, bagi batita, mereka bisa diajari mengatur kapan ia bisa membeli mainan.
Seperti penuturan psikolog anak dan remaja dari RaQQi – Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi, orang tua perlu memberi waktu membeli mainan pada anak. Misalnya, anak boleh membeli mainan di tanggal tertentu atau tiap dua bukan sekali.
“Dengan catatan, kalau boks mainannya penuh, sebagian mainan anak mesti dihibahkan sehingga anak juga bisa belajar berbagi kan,” tutur Ratih.
Ditambahkan Ratih, kerap kali ketika anak meminta sesuatu yang tidak penting, orang tua tetap membelikannya. Hal itu bisa menyebabkan anak tidak bisa mengontrol apa yang dia diinginkan. Bahkan, bisa saja anak jadi iri ketika ayah atau ibunya membeli sesuatu.
“Kalau seperti itu, bisa dikatakan orang tua memberi kasih sayang pakai barang, bukan dengan waktu, sentuhan, kehadiran. Jadi perlu diubah pola parentingnya,” tambah ibu satu anak ini.
Lalu, bagaimana ketika orang tua merespons keinginan anak dengan memintanya berdoa? Misalnya dengan mengatakan ‘Doakan papa punya uang ya. Nanti kalau ada rezeki papa beliin mainannya’.
Menurut Ratih, hal itu tidak masalah karena secara tidak langsung orang tua menunda membelikan sesuatu untuk si anak. Namun, penting diingat sebelumnya, orang tua perlu berdiskusi dengan anak apa gunanya barang itu. Ketika dirasa anak punya alasan yang bisa diterima orang tua, silakan saja orang tua membelikan barang tersebut.
“Di situ anak belajar memberi alasan. Kalau cuma alasannya karena temennya punya, boleh aja orang tua mengatakan ‘Kalau begitu maaf, nggak bisa mama papa beliin itu karena kita nggak beli mainan karena temanmu punya’,” kata Ratih.
Tapi sebaliknya, misal anak minta dibelikan mainan karena itu bisa mengasah kreativitasnya, silakan saja orang tua membelikan mainan itu. Meskipun, memang keputusan untuk membelikan anak sesuatu kembali lagi pada pertimbangan masing-masing orang tua.(ind/dethealth)