ChanelMuslim.com – Berkata yang baik atau diam. Berkata-kata itu bukan sekadar bersuara. Karena hewan pun juga bisa. Gunakan akal dan hati agar yang dikatakan menjadi kebaikan.
Di masa Imam Malik rahimahullah, ada seseorang dengan busana kebesaran datang di majelis ilmu beliau. Imam Malik yang sedang mengajar langsung mengubah posisi duduknya dari berselonjor kembali bersila agar lebih terlihat sopan. Mungkin sebagai penghormatan terhadap hadirnya orang ini.
Tiba-tiba orang itu berkata, “Wahai Imam Malik, bagaimana pendapatmu cara melaksanakan shalat jika kita berada di bulan?”
Imam Malik tertegun dengan perkataan orang itu. Sesaat kemudian, guru dari Imam Syafi’i ini pun kembali melonjorkan kakinya.
Peristiwa sederhana itu menunjukkan sesuatu yang menarik. Imam Malik tidak mengenal seseorang yang datang dengan busana kebesaran. Ia mengira orang itu mungkin guru besar yang datang dari luar kota. Mungkin juga seorang pejabat yang ingin menghadiri majelis ilmu.
Namun ketika mengucapkan sesuatu, Imam Malik pun tersadar. Bahwa, orang yang datang itu bukan siapa-siapa. Karena di zaman Imam Malik belum ditemukan pesawat terbang, apalagi roket. Kenapa harus menanyakan sesuatu yang jauh dari kenyataan. Hal itu menunjukkan nilai diri seseorang.
Baca Juga: Wahai Ibu Berkatalah yang Baik
Berkata yang Baik atau Diam
Jadi, berhati-hatilah mengatakan sesuatu. Karena itulah jendela tentang isi diri kita. Jangan perlihatkan diri kita yang bodoh, atau hal lain yang buruk. Tetap diam jika memang tidak ada yang patut dikatakan.
Perkataan datar seperti itu saja sudah bisa menyibak aib diri kita. Apalagi jika yang dikatakan itu bernilai ghibah, fitnah, dan celaan. Selain dosa, orang pun akan berhati-hati berinteraksi dengan dia.
Karena, kalau kali ini dia mengatakan keburukan orang lain dengan kita, suatu saat, dia pun akan mengatakan ke orang lain tentang keburukan kita.
Sekali lagi, tutup rapat-rapat jendela tentang isi diri kita. Berkatalah yang baik, atau baiknya diam saja. [Mh]