ChanelMuslim.com- Keprihatinan yang terjadi di negeri ini mengajarkan anak bangsa untuk belajar berbagi. Selalu berpikir apa yang bisa diberikan, bukan apa yang sepatutnya pihak lain lakukan.
Setidaknya ada tiga contoh di masyarakat akhir-akhir ini yang patut ditiru. Tiga sosok itu bergerak untuk membantu masyarakat tanpa peduli berapa pengorbanan yang akan dikeluarkan.
Contoh pertama, seperti yang tersebar di media sosial, kelompok Anak Negeri yang mencantumkan nomor telepon dan alamat mereka. Kelompok ini menawarkan bantuan gas oksigen. Lokasinya berada di sebuah perumahan Kota Bogor, Jawa Barat.
Yang kedua juga melalui media sosial. Kelompok ini menawarkan bantuan jasa mobil ambulan secara gratis. Memang belum jelas di area mana saja bantuan itu beroperasi. Tapi setidaknya, kelompok ini memberikan inspirasi agar hal baik ini bisa tertular.
Contoh ketiga juga tersebar di media sosial. Ada sosok pria yang tidak disebutkan nama dan penampakan wajahnya. Ia berkeliling ke jalan-jalan untuk menyapa pedagang kecil yang sulit berjualan di pinggir jalan karena aturan pembatasan.
Ia menanyakan ke para pedagang, satu per satu, masih sisa berapa lagi nilai dagangan yang sisa. Setelah disebutkan si pedagang, ia pun membayarnya.
Mungkin masih banyak lagi kelompok masyarakat di negeri ini yang sudah melakukan sesuatu untuk yang sedang kesusahan. Tanpa pamrih, tanpa publikasi.
Secara nalar biasa, umumnya orang mempertanyakan pihak-pihak atau lembaga yang harusnya turun tangan. Tapi biasanya hal ini hanya melayang-layang dengan minim arti. Pihak yang dipertanyakan diam saja, sementara yang butuh bantuan tidak bisa menunggu prosedur yang jelimet.
Jadi lakukan yang bisa dilakukan, tentang lembaga apa yang memiliki kewajiban mungkin hal lain. Contoh, apa kita harus menunggu polisi lalu lintas jika ada korban kecelakaan tergeletak di jalan?
Contoh lain, apa kita juga harus menunggu petugas PLN jika ada tetangga kita yang mengalami kebakaran karena korsleting listrik? Apa juga harus menunggu dinas sosial jika ada di lingkungan kita yang sakit karena kelaparan?
Solusi seperti ini memang tidak bersifat permanen. Tapi, keadaan darurat juga harus ditangani secara darurat. Bukan dengan cara biasa.
Cukup keprihatinan di negeri ini karena krisis kesehatan dan ekonomi rakyat bawah. Baiknya tidak ditambah lagi dengan krisis kepedulian orang-orang di sekelilingnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah mengajarkan. Tidaklah beriman seseorang yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya merasakan kelaparan. [Mh]