ChanelMuslim.com- Allah dan malaikat bershalawat kepada Nabi. Dan, Allah juga bershalawat kepada orang yang sabar.
Ada jenis ujian yang berbentuk musibah. Ada bencana alam seperti gempa dan kemarau. Ada penyakit dan kematian. Dan lainnya. Semua itu, Al-Qur’an menyebutnya sebagai balaa’un. Antara lain seperti tergambar dalam Surah Al-Baqarah ayat 155.
Ujian dalam bentuk bencana ini datang di luar kemampuan daya tangkal manusia. Sehebat apa pun, cerdas apa pun, kemampuan manusia tak mampu menolak ini.
Siapa yang mampu menolak kematian. Siapa yang mampu menangkal gempa. Siapa yang mampu menangkal kemarau panjang. Dan siapa yang mampu menangkal wabah dan penyakit. Allah datangkan semua itu sebagai ujian.
Namun begitu, Allah juga memberikan kabar gembira bagi yang sabar. Yaitu, mereka yang tetap istiqamah meski dalam susah. Tetap tunduk dan patuh kepada Allah dalam ibadah, meski sakit dan menderita.
Puncak dari sabar ini adalah keteguhan dan keikhlasan. Bahwa, semua yang dimiliki manusia adalah milik Allah. Datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Pernyataan pengakuan yang tampak sederhana tapi di dunia nyatanya begitu berat. Kita mungkin mudah mengucapkannya karena tidak mengalami langsung.
Dari sudut variabel mana pun: ayah, ibu, istri, suami, anak, cucu, kakak, adik, dan lainnya; kehilangan orang yang dicintai merupakan kesedihan yang dalam. Rasa duka yang tak gampang kembali pada titik seimbang.
Mereka yang sabar itulah, kata Allah subhanahu wata’ala, yang memperoleh shalawat dari Allah. Dan juga anugerah cinta (rahmat) dari Allah.
Sabar bukan pasrah. Sabar bukan hal biasa karena tidak berdaya melakukan apa-apa. Sabar jauh lebih dari sekadar ketidakberdayaan dan kepasrahan itu.
Sabar sebagai bukti konsistensi diri untuk tetap berbakti kepada Ilahi. Meski, kenyataan hidup terasa begitu menyedihkan dan menyusahkan.
Tetaplah selalu dalam sikap sabar. Karena sabar itu begitu indah di sisi Allah. Seindah shalawat dan rahmat dari Yang Maha Kasih dan Sayang. [Mh]