ChanelMuslim.com – Masa tunggu haji sudah 13 tahun, jamaah umrah Ternate dan Tidore Maluku Utara alami peningkatan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku Utara Basir Abdurrazak.
“Masa tunggu haji yang mencapai 10 tahun di Ternate dan 13 tahun di Tidore menginspirasi warga untuk berumrah,” kata Basir Abdurrazak usai meninjau Kantor Kementerian Agama di Ternate dan Tidore, Kamis (14/4) dilansir laman Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.
Hampir 80 persen calon jemaah umrah asal Ternate dan Tidore berasal dari kelompok usia senja, yakni di atas 75 tahun.
“Mereka khawatir tutup usia sebelum kesampaian menunaikan rukun Islam kelima. Apalagi, masyarakat Ternate dan Tidore sangat “fanatik” terhadap ibadah haji,” ujar Basir.
Kepala Seksi Pendaftaran, Dokumen, dan Sistem Informasi Haji Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku Utara Mustakim Soleman Pua mengatakan di usia yang semakin menua, calon jemaah haji bisa jadi kekuatan fisiknya sudah merosot. Pertimbangan itulah yang mendorong mereka yang mampu untuk menjalankan ibadah haji kecil.
“Bayangkan saja, kalau mereka mendaftar haji di saat berusia 60 tahun maka kesempatan ke Tanah Suci baru datang ketika mereka sudah 73 tahun,” ujar Mustakim Soleman Pua.
Dikatakan bahwa hingga saat ini Kantor Kementerian Agama Ternate maupun Tidore belum memiliki data jumlah jemaah umrah setiap tahunnya berikut jumlah biro perjalanan umrah yang beroperasi di sana.
Mustakim yang beberapa kali pernah menyambangi kantor biro umrah pun sering kali tak mendapatkan informasi yang ingin diketahui.
“Semua biro umrah berasal dari Jakarta dan Makassar, Sulawesi Selatan memberangkatkan jemaah umrahnya dari kedua kota tersebut,” jelasnya.
Tetapi, Mustakim mengatakan sejauh ini tidak pernah terjadi kasus penipuan umrah. Adanya calon jemaah yang gagal berangkat ke Tanah Suci bisa membuat stabilitas keamanan dan sosial di Ternate dan Tidore goyah. Warga yang sudah mendapat peluang berangkat ke Tanah Suci tak boleh dikecewakan.
“Kedepannya data itu harus kami miliki agar dapat memantau pihak penyelenggara ibadah haji dan umrah,” tutup Mustakim. (jwt)