ChanelMuslim.com – Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) meluncurkan hasil riset ketahanan keluarga miskin masa pandemi pada Jumat, (30/4/2021) via zoom meeting.
Sebelumnya, IDEAS sudah menggelar survey terkait ketahanan keluarga miskin di berbagai kota besar dengan jumlah responden 1.013 keluarga.
Baca Juga: Strategi Zero-Covid dari IDEAS
25% Masyarakat Miskin Kondisi Mentalnya Tidak Stabil
Bambang Suherman selaku Direktur Komuikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa mengatakan bahwa ada sekitar 25% masyarakat miskin yang setiap hari berada dalam kondisi mental yang tidak stabil karena sudah terlalu frustrasi.
“Masyarakat miskin dalam kondisi yang sangat berat dan berada di posisi antara harapan dan keputusasaan.
Ini adalah realitas dahsyat yang harus kita sikapi dengan segera,” ujar Bambang.
Kemudian, Bambang juga menyampaikan bahwa seberapa cepat kelompok miskin ini diberikan bantuan adalah sangat dipengaruhi oleh kemampuan untuk menghadirkan informasi tentang permasalahan krusial tersebut, seperti menyajikan data-data yang akurat.
Oleh sebab itu, peluncuran hasil riset yang cukup dalam ini bisa berperan sebagai pemberi informasi terkait realita yang ada.
Baca Juga: IDEAS: Kebijakan Penanganan Pandemi Pasca Satu Juta Kasus Sangat Mengkhawatirkan
Hasil Riset Ketahanan Keluarga Miskin Diharapkan Sampai kepada Pemerintah
Selain itu, Bambang menyatakan bahwa yang paling bertanggung jawab pada hal ini adalah pemerintah.
Oleh sebab itu, hasil riset ini diharapkan bisa ditarik ke lingkaran yang lebih luas agar pemerintah bisa fokus menyelesaikan ini.
Alasannya adalah permasalahan ini benar-benar menjadi ancaman yang dahsyat, sehingga akan berpengaruh pada generasi yang akan mendatang.
“Kalau kita mau perdalam lagi, kita akan menghadapi satu ancaman yang dahsyat, khususnya di kelompok rentan.
Mereka akan hidup di mana suplai yang membesarkan mereka akan terbatas, sehingga ancaman gizi buruk akan makin membesar,” kata Bambang.
Bambang menyatakan bahwa keluarga miskin akan berhadapan dengan munculnya generasi yang lahir tahun 2020-2023 akan mengalami kekurangan gizi akibat kemiskinan dan daya belanja yang terus menurun.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk menangkap informasi krusial agar menjadi bahan untuk membangun fasilitas yang lebih komprehensif.
Diharapkan informasi dan fasilitas tersebut bisa mengurangi efek-efek berkelanjutan pandemi ini yang memungkinkan lahirnya generasi yang lemah.
Intinya adalah gambaran situasi pada masa mendatang tergantung bagaimana semua pihak menyikapinya pada hari ini. [Ind/Camus]