ChanelMuslim.com – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin mengatakan, perekonomian tidak berdiri sendiri ini, tetapi bagian dari struktur perekonomian global.
“Sehingga perlambatan ekonomi global juga akan berakibat pada melambatnya ekonomi Islam global. Namun demikian, dalam State of the Global Islamic Report menunjukkan bahwa keterlambatan ekonomi Islam global tidak separah dibandingkan perlambatan ekonomi dunia secara keseluruhan,” katanya.
Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia pada masa Covid-19 di tahun 2020 diperkirakan mengalami kontraksi 5,2 persen sementara ekonomi Islam global hanya mengalami kontraksi 25 persen.
“Mencakup pertumbuhan industri makanan dan minuman halal global yangbmengalami kontraksi sebesar 0,2 persen, diikuti oleh industri kosmetik 2,5 persen, dan industri busana muslim global sebesar 2,9 persen,” katanya.
Ma’ruf Amin juga melihat peluang permintaan produk halal global akibat pandemi covid-19 tetap bisa dimanfaatkan.
“Walaupun tumbuh negatif tapi tetap saya melihat peluang bahwa permintaan produk halal global masih tetap dimanfaatkan, mengingat ekspor produk halal kita yang masih kecil, ekonomi Islam global sebelum terjadi pandemi diperkirakan mencapai 2,4 triliun USD pada tahun 2020,” ungkapnya.
K.H. Ma’ruf Amin menyatakan, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan tapi juga meluas kepada aspek sosial terutama perekonomian Islam yang sering disebut dengan ekonomi syariah. Merespon kondisi tersebut, pemerintah telah melakukan reproduksi dan alokasi APBN anggaran tahun 2020 untuk memberikan stimulus perekonomian yang melemah. Langkah konkritnya adalah dengan diluncurkannya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang alokasi anggarannya sebesar Rp695,2 triliun.
“Anggaran tersebut dialokasikan untuk penanganan kesehatan sebesar Rp97,602 triliun untuk perlindungan sosial Rp234,33 triliun dan untuk dukungan UMKM sebesar Rp114,801 triliun,” ujar Ma’ruf Amin.
Program PEN tersebut juga mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan korporasi sebesar Rp62,22 triliun, untuk pengurangan pajak dialokasikan sebesar Rp120,6 triliun dan untuk dukungan kepada pemerintah daerah sektoral disediakan Rp65,607 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp411 triliun atau lebih dari 60 persen dialokasikan untuk menjaga tingkat kesejahteraan rumah tangga, UMK, dan korporasi.
“Selain itu, juga diberikan keringanan pajak yang jumlahnya lebih dari Rp120 triliun rupiah. Seluruh upaya yang telah dan sedang dilakukan pemerintah membuahkan optimisme pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam Webinar Series Indonesia Islamic Festival 2020 (IIFEST) secara virtual pada Kamis (26/11/2020).
Acara Webinar Series ini diselenggrakan oleh Dyandra Promosindo bersama Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai ekonomi dan bisnis, khususnya dalam ekonomi Islam. Webinar Series ini akan membahas bagaimana tantangan dan peluang dalam menghadapi pandemi COVID 19 dan diselenggarakan pada 26-27 November 2020.[ind/Walidah].