S Line merupakan judul film Korea yang pengaruhnya hingga ke tanah air. S artinya seks dan Line artinya garis. Bisa dibilang, S Line adalah garis hubungan intim seseorang.
Drakor atau drama Korea meluncurkan serial terbaru berjudul S Line. Meski baru tayang pada 11 Juli lalu, tapi pengaruhnya sudah sampai ke tanah air.
Pada drakor S Line digambarkan bahwa seseorang mampu melihat visual misterius pada diri seseorang. Yaitu, berupa garis merah di atas kepalanya. Ada yang garisnya sedikit, ada pula yang banyak.
Rupanya, arti garis merah tersebut adalah seseorang pernah melakukan hubungan intim. Ketika satu orang bertemu dengan yang lain, ada visual garis merah yang terhubung. Itu artinya, dua orang itu pernah melakukan hubungan intim.
Seberapa banyak hubungan itu tercermin dari seberapa banyak garis merah yang terhubung satu sama lain.
Mengalir di Medsos
Rupanya pengaruh buruk drakor S Line tak butuh waktu pekanan, apalagi bulanan. Hanya beberapa hari, media sosial ramai dengan penampakan foto-foto seseorang yang ada garis merah di atas kepalanya.
Ada juga pengguna medsos yang sengaja memajang fotonya dengan garis merah di atas kepalanya. Ada yang garisnya sedikit, ada juga yang banyak.
Lebih parah lagi, jika ada yang memajang foto orang lain dengan ‘kreasi’ garis merah di atas kepalanya. Tentu, hal ini akan punya pengaruh buruk terhadap yang bersangkutan.
Buka Aib dan Legalisasi Perzinahan
Boleh jadi, hal ini hanya sekadar lucu-lucuan anak muda. Mungkin sekadar iseng, atau candaan ringan.
Namun, jika dilihat dari kacamata Islam, candaan ini bisa menggiring penilaian yang buruk terhadap seseorang.
Pertama, fitnah terhadap orang lain.
Siapa yang bisa membedakan bahwa visual garis merah pada foto seseorang hanya sekadar candaan atau tuduhan serius. Bagaimana jika orang yang dipajang fotonya merasa dipermalukan.
Sekiranya tanda garis merah memang benar adanya, maka hal itu sama dengan membuka aib diri atau seseorang. Lebih parah lagi jika tidak benar, maka hal itu berarti fitnah.
Jadi, candaan seperti ini sama sekali tidak ada lucunya. Justru akan menimbulkan sisi negatif yang besar.
Kedua, legalisasi perzinahan.
Berawal dari sekadar candaan, tanpa sadar akan menjadi hal biasa yang dimaklumi. Hal ini ketika baik si pelaku maupun orang lain yang dipajang fotonya dengan garis merah merasa ‘biasa saja’.
Negeri non muslim seperti Korea menganggap biasa hubungan intim tanpa nikah atau zina. Tapi dalam masyarakat muslim hal itu sangat terlarang.
Islam melarang sesuatu tentu menyimpan hikmah besar. Banyak keburukan di balik apa yang dilarang Islam termasuk perzinahan.
Mulai dari penyakit fisik, hingga penyakit psikis. Yaitu, ketika sebuah masyarakat tidak merasa perlu tali pernikahan, maka saat itulah mereka akan mengalami krisis kelahiran, krisis keluarga, dan rendahnya martabat seorang perempuan.
Perlu sikap kritis terhadap trend baru yang datang dari luar. Jangan asal ‘telan’. Meskipun, hanya sekadar candaan. [Mh]