KONSELOR Keluarga sekaligus Founder Wonderful Family Institute, Cahyadi Takariawan memberi nasihat untuk menguatkan komitmen menjalani kehidupan pernikahan.
Setelah menempuh perjalanan panjang pernikahan, tak jarang muncul kebosanan dan kehambaran.
Pada titik tertentu mulai mucul godaan untuk mengakhiri pernikahan karena sudah tidak tahan.
Yang diperlukan adalah komitmen dari suami dan istri. Komitmen untuk saling mendekat dan menemukan solusi, komitmen untuk saling menerima dan saling mengerti.
Ukuran dari komitmen adalah seberapa besar tekad seseorang untuk menjaga dan melanjutkan hubungan dengan pasangan, memandang masa depan bersama pasangan, dan kuatnya kelekatan satu sama lain.
Komponen pertama dari komitmen adalah adanya kecenderungan untuk tetap bertahan dan menjaga hubungan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ini adalah komponen komitmen yang paling primitif, karena tidak melibatkan orientasi yang lebih besar maupun kepentingan interpersonal yang lebih besar.
Umumnya, orang yang sudah menikah memiliki kecenderungan untuk mempertahankan pernikahannya.
Misalnya untuk menjaga wibawa, atau harga diri keluarga, atau menjaga citra di tengah masyarakat, dan lain sebagainya.
Maka komponen pertama ini disebut sebagai primitif.
Menguatkan Komitmen Menjalani Kehidupan Pernikahan
Baca juga: Gamaphobia, Takut Berkomitmen dalam Pernikahan dan Cara Mengatasinya
Selain itu, Cahyadi juga menjelasan bahwa ternyata, kehangatan keluarga menjadi sumber kebahagiaan yang paling utama.
Hubungan dengan keluarga dan anak menjadi sumber utama kebahagiaan warga dunia saat ini.
Hasil riset Ipsos ini membuktikan bahwa hubungan keluarga jauh lebih penting ketimbang pencapaian pribadi, seperti kekayaan, aset, hingga pekerjaan.
Uang yang melimpah tidak menjamin kebahagiaan, pada akhirnya manusia adalah makhluk sosial yang butuh kasih sayang dari sesamanya.
Sejalan dengan itu, merasa diapresiasi dan disayang jadi sumber kebahagiaan kedua, dipilih oleh 35% responden.
Bentuk apresiasi sederhana seperti ucapan terima kasih hingga senyum, bisa membawa kebahagiaan sendiri yang tak bisa dijelaskan oleh mereka yang menerimanya.[Sdz]