FORUM Zakat (FOZ) resmi membuka agenda tahunan Zakat Impact Gathering pada Kamis (24/04) di Wisma Mandiri 1, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh para Pimpinan Lembaga Amil Zakat anggota FOZ, mitra strategis, dan pemangku kepentingan gerakan zakat nasional. Kegiatan ini menjadi ruang temu penting dalam memperkuat sinergi dan memastikan dampak nyata zakat di tengah masyarakat.
Dalam sambutan pembukaan, Ketua Umum FOZ, Wildhan Dewayana, menyampaikan bahwa FOZ yang kini menginjak usia hampir 28 tahun, terus berupaya menjaga semangat kolaborasi. Dengan lebih dari 184 lembaga anggota, FOZ menekankan pentingnya menggeser fokus dari sekadar aktivitas penghimpunan zakat menuju upaya menciptakan dampak yang terukur dan transformatif.
“Zakat harus menjadi energi perubahan sosial. Kita tidak cukup hanya bekerja, tapi harus berdampak. Untuk itu, kolaborasi menjadi kunci utama,” ujar Ketum FOZ, Wildhan Dewayana, Kamis (24/04/2025) di Jakarta.
Sejak Juni 2024, kepengurusan FOZ periode 2024–2027 telah menggulirkan sejumlah program berdampak, di antaranya beasiswa sertifikasi amil, kolaborasi ketenagakerjaan, proteksi mustahik lewat Aman Berdaya, serta kolaborasi kemanusiaan untuk Palestina bersama Kementerian Perhubungan. FOZ juga telah menjangkau 53 titik dalam program penanggulangan kemiskinan ekstrem bersama Kemenko PMK.
Baca juga: Kemenag Sambut Hangat Audiensi Forum Zakat untuk Meningkatkan Harmonisasi Zakat Nasional
Zakat Impact Gathering 2025 Resmi Dibuka
Hadir dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M.Ag, selaku perwakilan dari Kementerian Agama RI, menegaskan pentingnya membangun kolaborasi multisektor dalam penguatan ekosistem ZISWAF di Indonesia.
“Kami di Kemenag mendukung penuh sertifikasi amil dan adopsi mustahik agar kelak menjadi muzaki. Zakat adalah instrumen negara yang bisa meningkatkan harkat martabat umat,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Noor Achmad, MA (Ketua BAZNAS RI), menggarisbawahi peran strategis zakat sebagai ibadah sosial yang mampu menyucikan muzakki dan menyelamatkan mustahik.
“Zakat adalah kebaikan yang harus dikerjakan bersama—oleh negara dan masyarakat,” ungkapnya.
Dukungan juga datang dari sektor keuangan syariah. Muhammad Syukron Habiby dari Bank Syariah Indonesia (BSI) menyampaikan komitmen BSI untuk menjadi rumah bagi ekosistem zakat. Ia memperkenalkan platform digital Baiq Core yang disediakan untuk membantu lembaga zakat mengelola penghimpunan dan penyaluran secara transparan dan efisien.
Menutup sesi pembukaan, Prof. Dr. Nunung Nuryantono mewakili Kemenko PMK menegaskan bahwa zakat memiliki potensi luar biasa dalam mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem.
“Baru sekitar 10% potensi zakat yang tergarap. Mari bersama kita tingkatkan, kita sinergikan. Pemerintah tak bisa sendiri. FOZ harus jadi penggerak kolaborasi di lapangan,” tegasnya.
Zakat Impact Gathering akan dilanjutkan dengan serangkaian diskusi strategis, pameran program, serta sesi jejaring lintas lembaga. Kegiatan ini menjadi pembuka dari rangkaian agenda besar Gerakan Zakat 2025, termasuk Zakat Goes to Campus, Zakat Summit & Awards, serta Zakat Fit Fest.[ind]