JAMARAT secara bahasa berarti batu-batu kecil, tempat melontar ini terletak di tepi selatan Mina. Ada 3 tempat melontar di sana, Jumrah Ula atau Sughra yang dekat dengan Masjid Al-Khaif, Jumrah Wustha di tengah, dan Jumrah Aqabah atau Kubra.
Jarak antara Jumrah Ula dan Jumrah Wustha ± 156 m, sedangkan antara Jumrah Wustha dan Jumrah Aqabah ± 218 m. Saat ini gedung jamarat ini terdiri atas 5 lantai dengan panjang 950 m dan lebar 80 m, sedangkan tugu Jumrah yang dilempari memiliki bentangan 20 m.
Baca juga: Gua Hira Tempat Turunnya Wahyu
Ketahui Jamarat Terletak di Tepi Selatan Mina
Asal muasal disyariatkan pelontaran jamarat ini adalah ketika Nabi Ibrahim selesai membangun Ka’bah, Jibril datang dan mengajarinya tata cara thawaf, ketika mereka mendatangi Jumrah Aqabah syaitan menampakkan dirinya.
Jibril lantas mengambil 7 kerikil dan melemparnya sampai syaitan itu menghilang. Hal ini berulang pada Jumrah Wustha dan Jumrah Ula.
Melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah, dan ketiga jumrah pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah termasuk wajib haji, jika ditinggalkan maka harus dibayar dengan dam. Kerikil yang dilemparkan sebesar biji kurma. Disunnahkan untuk bertakbir pada setiap lemparan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ibadah unik ini mengajari kita sikap ketundukan dan kepatuhan kepada Allah Ta’ala dengan meneladani Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Ibnu Abbas berkata, “Syaitan kalian lempari dan agama ayah kalian [Ibrahim] kalian ikuti.” [HR. Baihaqi].
Di sisi lain, ibadah ini merupakan simbol permusuhan antara kita dan syaitan. Allah berfirman, “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia musuh kalian, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”[QS. Fathir: 6]. [Din]