KHAWATIR akan masa depan merupakan salah satu dari tujuh penghambat kebahagiaan yang dijelaskan oleh Randy Insyaha, motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha.
Allah telah mengabarkan dalam Alquran QS. Al-Baqarah ayat 268, “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui”.
Sobat, kekhawatiran kita akan masa depan itu adalah bisikan setan.
Kekhawatiran akan kekurangan, kemiskinan itu adalah proyek setan untuk menjerumuskan manusia.
Sobat, atas pengaruh dan bisikan setan, kita itu jadi hobi memunculkan monster-monster untuk menakut-nakuti diri kita sendiri.
Kita gemar membayangkan berbagai kejadian buruk yang sama sekali belum tentu terjadi bahkan hampir 100% apa yang kita khawatirkan itu tidak pernah terjadi.
Kita sendiri yang berpikir aneh-aneh, berpikir menyeramkan, berpikir yang mencemaskan diri sendiri.
Padahal semua yang kita pikirkan itu hanyalah ilusi maka yang terjadi biasanya adalah tubuh akan drop, kemungkinan jatuh sakit bahkan depresi.
Apa yang menyebabkan tubuh lemah, tidak bergairah, jatuh sakit dan depresi, adalah ilusi-ilusi yang kita ciptakan sendiri atas bisikan setan tentunya dalam pikiran kita.
Ketakutan-ketakutan, kekhawatiran, kecemasan, pikiran-pikiran buruk, yang kita ciptakan sendiri itulah yang menyebabkan diri kita sakit dan depresi.
Padahal semua itu hanya ilusi, semua itu hanya bayangan bukan fakta.
Dan hampir semua kejadian seram yang kita bayangkan itu tidak pernah terjadi.
Terus, bagaimana kondisi tubuh kita, kondisi fisik kita, kondisi jiwa kita saat terus-terusan didera pikiran-pikiran buruk yang terus menghantui kehidupan kita.
Wajar saja, banyak orang sakit, banyak orang stres, tertekan bahkan ada yang gila dan bunuh diri, semua berawal dari ilusi yang menakutkan yang mereka ciptakan sendiri.
Perasaan takut, cemas dan khawatir. Perasaan ini sering dialami orang-orang yang over thinking.
Jika terus berlebihan akan menimbulkan penyakit psikis bahkan psikosomatis termasuk juga penyakit jiwa seperti anxiety atau kecemasan berlebihan.
Lalu bagaimana agar tidak terlalu khawatir di masa depan?
Baca juga: Menyesali Masa Lalu Bagian dari Penghambat Kebahagiaan
Khawatir Akan Masa Depan Bagian dari Penghambat Kebahagiaan
Ada 4 kuncinya, pertama adalah berdoalah. Masa depan itu misteri. Kita tidak tahu masa depan.
Hanya Allah yang tahu masa depan. Agar masa depan lebih mudah dijalani berdoalah kepada Allah dengan doa yang terbaik karena Allah akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya.
“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku” (QS. Al-Baqarah: 186).
Kedua adalah berpasrah diri kepada Allah. Katakanlah pada diri sendiri. Akui kalau saat ini engkau sedang khawatir.
Lalu mintalah Allah untuk menolong dan membantu masalahmu kemudian berpasrah dirilah kepada Allah.
“Ya Allah aku khawatir karena…, aku memohon ya Allah tolonglah aku, bantu aku. Aku berpasrah diri akan semua ketentuan-Mu kepadaku”.
Ketiga adalah lawan saat pikiran mengajak kita untuk berpikir hal-hal yang buruk.
Padamkan saat pikiran kita mulai berpikir kecemasan dan kekawatiran akan kejadian nanti.
Segera tebas, saat muncul pikiran-pikiran yang menakuti diri sendiri.
Katakanlah, “ya Allah atas izin-Mu, aku menghapus pikiran ini, bismillah”.
Saat berpikir buruk lagi putuskan dan katakan lagi, “ya Allah atas izin-Mu aku menghapus pikiran itu dari ingatanku”.
Lalu ajaklah untuk terus berpikir positif, berpikir hal-hal yang menyenangkan dan membahagiakan.
Saat kita masih sulit berpikir positif maka gantilah dengan berkata positif. Meskipun pikiran masih negatif tapi kata-kata harus tetap positif.
Betul mengendalikan pikiran memang tidak gampang tetapi mengontrol kata-kata jauh lebih mudah.
Misalnya saat kita khawatir tidak bisa membayar utang yang sudah jatuh tempo maka berkatalah,
“Atas izin Allah, aku bisa membayar utang tepat waktu”.
Saat khawatir anak sakit katakanlah, “insha Allah, besok anakku sudah sembuh dan sehat kembali, itu semua atas kasih sayang Allah”.
Saat khawatir kekurangan ekonomi katakan “atas kasih sayang-Nya, Allah memberiku rezeki yang melimpah, berkah, halal dengan cara yang mudah dan menyenangkan dari berbagai sumber”.
Yakinlah dan katakan, “Allah pasti menolongku, Allah pasti memberiku solusi, Allah sayang kepadaku, Allah Maha Baik, Allah pasti memberiku yang terbaik. Berbaik sangkalah kepada Allah maka kehidupan kita atas izin Allah akan membaik.”
Keempat, rajin-rajinlah menolong orang lain. Ingat hukum Allah ini.
“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim).
Jadi sobat, perbanyaklah berbuat baik kepada orang lain.
Perbanyaklah menolong orang lain. Banyak berbagi ilmu, banyak sedekah, banyak memberi senyum, banyak menyenangkan orang lain terutama kepada keluarga, kepada orang tua, istri, anak, saudara.
Selama kita banyak berbuat baik maka kebaikan itu akan kembali kepada diri kita.
Selama kita banyak menolong orang lain maka Allah akan menolong diri kita di saat kita mendapatkan kesusahan. Itu rumusnya.[ind]