ORANG-orang yang berorientasi pada kebodohan. Dijelaskan oleh Ustadz Muhammad Ferous.
Orang-orang di dalam suatu komunitas itu beragam.
Di dalamnya ada yang bodoh (جاهل), ada juga berpengetahuan (عالم).
Pada diri setiap manusia ada hal yang dia bodoh atau tidak tahu (الجهل) dan ada hal yang dia tahu (العلم).
Tidak ada manusia yang maha tahu. Yang ada, manusia yang merasa paling tahu atau sok tahu.
Padahal, Alquran membangun kaidah bahwa di atas orang yang berilmu, ada yang lebih berilmu (وَفَوۡقَ كُلِّ ذِي عِلۡمٍ عَلِيمٞ) (Q.s. Yusuf: 76).
Manusia, sebagai pemikul amanah agama, pada dasarnya sangat bodoh (جَهُولًا), dalam arti sangat butuh pengetahuan dari Allah.
إِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَيۡنَ أَن يَحۡمِلۡنَهَا وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡهَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَٰنُۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومٗا جَهُولٗا،
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu amat zalim (membutuhkan petunjuk) dan sangat bodoh (membutuhkan pengetahuan).” (QS. Al-Ahzab: 72).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kebodohan (الجهالة) adalah kondisi dalam jiwa manusia berupa ketidaktahuan terhadap sesuatu secara pasti.
Seseorang tidak dapat memastikan mana yang benar dan yang salah, baik secara rasional maupun faktual.
Mereka juga sulit mengidentifikasi secara tepat mana yang baik dan yang buruk, serta mana yang indah dan yang jelek sehingga tidak mengerti, tidak sadar, bahkan tidak mengetahui konsekuensi dari suatu amal perbuatan.
Kata ٌجَهَالَة disebutkan 4 kali dalam Alquran. Beberapa ayat tersebut adalah sebagai berikut.
إِنَّمَا ٱلتَّوۡبَةُ عَلَى ٱللَّهِ لِلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٖ فَأُوْلَٰٓئِكَ يَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗا
Sesungguhnya taubat itu hanya (pantas) diberikan Allah bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti atau menyadari, kemudian mereka menyesalinya segera (setelah mengerti atau menyadari), maka taubat mereka itulah yang (pantas) diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS. An-Nisa’: 17).
Orang-orang yang Berorientasi Pada Kebodohan
وَإِذَا جَآءَكَ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَٰتِنَا فَقُلۡ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡۖ كَتَبَ رَبُّكُمۡ عَلَىٰ نَفۡسِهِ ٱلرَّحۡمَةَ أَنَّهُۥ مَنۡ عَمِلَ مِنكُمۡ سُوٓءَۢا بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَصۡلَحَ فَأَنَّهُۥ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
“Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, ‘Salamun‘alaikum” (selamat sejahtera untuk kamu).’ Tuhan kamu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) barang siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan (ketidakmengertian), kemudian dia bertaubat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-An’am: 54).
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُواْ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ تَابُواْ مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ وَأَصۡلَحُوٓاْ إِنَّ رَبَّكَ مِنۢ بَعۡدِهَا لَغَفُورٞ رَّحِيمٌ
“Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), sungguh, Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 119).
Baca juga: Memberantas Kebodohan Umat
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَٰدِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seorang fasik membawa suatu berita kepadamu, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan, yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6).
Begitulah Alquran menuturkan kebodohan. Kita menyadari bahwa sebenarnya berada dalam kondisi bodoh tidak terlalu masalah.
Kenapa? Kondisi bodoh masih berpeluang untuk diubah, dibenahi, dan diatasi.
Yang paling bermasalah terkait masalah bodoh (الجهل) adalah berorientasi pada kebodohan.
Frasa ini dalam bahasa Arab terwakili dengan kata jahiliyah (جاهلية).
Kondisi jahiliyah atau berorientasi kepada kebodohan itulah yang patut diwaspadai. Jangan sampai ia melekat dalam diri kita.[Sdz]