IMAN juga butuh perawatan dan penyegaran. Penyegarannya dengan zikir ‘laa ilaaha illallah’.
Seperti halnya tanaman, tubuh kita, dan lainnya; iman juga butuh perawatan dan penyegaran. Jika tidak, maka iman bisa beku dan menyusut.
Di sisi lain, hidup ini seperti ajang pertarungan. Yaitu, antara yang baik dan yang buruk. Dan yang buruk selalu ditopang setan.
Setan tak mengenal rasa lelah dan bosan. Mereka selalu ‘mengepung’ hati kita untuk melakukan keburukan.
Ilmu saja tidak cukup. Lingkungan yang baik saja juga tidak cukup. Harus ada kesadaran diri untuk selalu memberikan penyegaran pada iman agar selalu kuat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jaddiduu imaanakum (Perbaharuilah iman kalian). Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana kami memperbaharui iman kami, ya Rasulullah?’
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Dengan mengucapkan ‘laa ilaaha illallah’.” (HR. Ahmad dan Hakim)
Arena pertarungan dunia ini begitu sengit. Lengah sedikit saja, kita bisa ‘jatuh’. Jadi, kesiagaan iman dan doa perlindungan pada Allah harus senantiasa aktif.
Ada beberapa senjata setan untuk melumpuhkan daya tahan iman seorang mukmin. Di antaranya yang berat adalah wanita dan harta.
Dalam Surah Ali Imran ayat 14, Allah subhanahu wata’ala menyampaikan hal itu. Dan wanita yang pertama kali disebut.
Setan menjadikan daya tarik wanita menjadi senjata ampuh untuk melumpuhkan iman laki-laki. Dan momen atau kesempatan merupakan daya dukung yang sangat efektif.
Kalau sudah terjebak pada momen dan kesempatan, ilmu dan iman ala kadarnya akan kalah. Butuh keimanan yang lebih kuat lagi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang mukmin yang kuat (imannya) lebih baik dan lebih Allah cintai dari mukmin yang lemah (imannya)…” (HR. Muslim)
Selain wanita, godaan harta juga menjadi senjata ampuh setan untuk melemahkan iman seseorang. Jangankan kita, para sahabat radhiyallahum ajma’in juga pernah mengalami hal itu.
Yaitu, ketika pembagian harta rampasan perang Hunain. Saat itu, harta rampasan begitu banyak. Tapi, Allah menguji para sahabat dari Madinah saat itu. Para sahabat Anshar itu tidak memperoleh bagian seperti yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Harta rampasan yang banyak itu dikhususkan untuk ‘para mualaf’ penduduk Mekah yang baru saja memeluk Islam.
Dan godaan harta ini juga efektif untuk melemahkan iman seorang mukmin saat ini. Korupsi para pejabat menjadi begitu marak dan seperti lazim.
Tak ada yang bisa mengontrol diri kita dari dua godaan besar itu. Kecuali, iman kita sendiri. Tanpa iman yang kuat, kita boleh jadi akan jadi korban.
“Jaddiduu imaanakum.” Segarkan iman kita. Kuatkan iman kita dengan memperbanyak zikrullah. Dan lazimkan doa agar selalu istiqamah. [Mh]