APA yang sebenarnya dilakukan pemerintah AS di lepas pantai Gaza?
Upaya Amerika Serikat untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Palestina melalui dermaga yang baru dibangun di lepas pantai Gaza tidak berjalan dengan baik.
Proyek senilai $320 juta, yang pembangunannya memakan waktu dua bulan, hanya beroperasi selama seminggu di bulan Mei, sebelum rusak karena cuaca buruk. Sekarang sedang menjalani perbaikan.
Memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza yang dilanda serangan Israel tampak mulia di permukaan.
Namun, pengamatan lebih dekat menunjukkan adanya motif tersembunyi yang dapat semakin mengganggu stabilitas kawasan dan membentuk kembali lanskap energi demi kepentingan perusahaan-perusahaan Amerika.
Mengingat sejarah praktik lobi yang menghalangi sektor minyak dan gas, gedung Putih bisa menjadi kuda Troya, menyembunyikan rencana yang akan semakin memperparah konflik dan kesenjangan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dermaga ini cocok dengan pola Amerika dalam hal keterlibatan selektif dan agenda tersembunyi, terutama ketika cadangan minyak dan gas berperan.
Hal ini termasuk meningkatnya ketegangan geopolitik antara Ekuador dan Meksiko serta antara Guyana dan Venezuela.
Dermaga Gaza juga menambah rekam jejak Menteri Luar Negeri Antony Blinken di Timur Tengah yang melanggengkan perang berkedok diplomasi.
Meskipun ada janji untuk mengakhiri perang selamanya dan memperjuangkan hak asasi manusia, tindakan pemerintahan Biden gagal total.
Efektivitas dermaga tersebut dalam meringankan krisis kemanusiaan di Gaza secara signifikan patut dipertanyakan.
Baca juga: Dirawat di Rumah Sakit Setelah Terkena Stroke, Noam Chomsky Tetap Teguh Menghadapi Penderitaan Gaza
Apa yang Sebenarnya Dilakukan Pemerintah AS di Lepas Pantai Gaza?
Sebagian besar bantuan mengalir melalui penyeberangan perbatasan, dan blokade Israel terhadap perbatasan masih berlaku, sehingga sangat membatasi pergerakan dan akses terhadap kebutuhan dasar.
Jadi, membangun dermaga ibarat menancapkan tanggul dengan jari.
Yang lebih memprihatinkan adalah peningkatan kehadiran militer AS dan dampaknya terhadap perjanjian gas regional.
Pengerahan 1.000 tentara Amerika tambahan, yang seolah-olah untuk membantu upaya bantuan, menimbulkan tanda bahaya mengingat besarnya dukungan militer Amerika terhadap Israel.
Penguatan pasukan di dekat Gaza bisa menjadi upaya untuk memajukan kepentingan strategis Amerika dan Israel, termasuk mengeksploitasi cadangan gas lepas pantai yang belum dimanfaatkan .
Hal ini terutama berlaku bagi Chevron, yang telah terlibat dalam eksplorasi gas di lepas pantai Israel dan telah bermitra dengan perusahaan-perusahaan Israel dalam proyek-proyek besar.
Sumber: trtworld
[Sdz]