DAHSYATNYA timbangan akhirat. Di antara kejadian akhirat yang wajib diimani oleh seorang mukmin adalah adanya penimbangan amal.
Sebagaimana Allah kalamkan dalam Al-Anbiya ayat 47:
Kami akan meletakkan timbangan (amal) yang tepat pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun dirugikan walaupun sedikit. Sekalipun (amal itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.
Penimbangan amal merupakan bentuk lain dari pembuktian keadilah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi (seseorang) walaupun sebesar zarah. Jika (sesuatu yang sebesar zarah) itu berupa kebaikan, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Timbangan kelak di akhirat adalah sesuatu yang hakiki, bukan hanya majas (metafora). Hal ini berdasarkan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits shahih.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-A’raf ayat 8-9:
Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Siapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yang beruntung.
Siapa yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
Baca juga: Kedahsyatan Padang Mahsyar
Dahsyatnya Timbangan Akhirat
Lalu apa yang ditimbang nantinya?
Mengenai hal ini, ada empat pendapat.
Pertama, amal perbuatan yang akan ditimbang setelah diwujudkan dalam bentuk yang bisa ditimbang. Dalil terdapat dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8 dan HR. Bukhari Muslim.
Kedua, lembaran-lembaran buku catatan amal. Terdapat dalam hadits riwayat Ibnu Majah.
Ketiga, balasan amal perbuatan. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Pada hari Kiamat akan didatangkan Al-Quran dan orang-orang yang mau mengamalkannya (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Imam Tirmidzi mengatakan bahwa maksud dari ayat tersebut adalah didatangkannya pahala bacaan Al-Quran.
Keempat, jasad manusia itu sendiri. Sebagaimana riwayat yang disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad:
Tatkala para sahabat tertawa karena kecilnya kedua betis Abdullah Ibnu Mas’ud, maka Rasulullah bersabda yang artinya:
“Apakah kalian tertawa karena kedua betisnya? Demi jiwaku yang berada di tangan Allah, kedua betis Abdullah Ibnu Mas’ud lebih berat di mizan (timbangan) pada hari Kiamat daripada gunung Uhud.” (HR. Ahmad).
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]