MEMPRIORITASKAN keuntungan yang fana di atas yang kekal termasul menandakan adanya persiapan untuk kematian. Barang siapa yang tahu apa yang diinginkan, maka dia menganggap mudah segala upaya yang dia curahkan.
Barang siapa yang berhadap pahala, maka dia menganggap ringan beban kewajiban. Apakah kamu tidak mendengar panggilan para penyeru bahwa apapun selain surga adalah lebih hina.
Menurut buku Dahsyatnya Umrah Karya Dr. Khalid Abu Syadi, ilmu dan amal adalah dua hal yang menyatu. Jika kamu memperoleh ilmu, kamu jangan menghalang-halanginya untuk kamu amalkan kepada kepada saudara.
Kamu akan mendapat pahala, maka hendaklah kamu beramal. Allah Ta’ala telah berfirman, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah-Ku”.
Jika kamu telah beramal secara sempurna, maka kamu bisa mengenakan baju pahala yang menyenangkan, seperti halnya yang kamu inginkan.
Baca juga: Jangan Sampai Kamu Merasa Jenuh Pada Saat Ibadah Umroh
Keuntungan yang Ditaburkan Angin
Barang siapa yang benci kepayahan untuk berkhidmat kepada Allah, maka dia diuji dengan kepayahan saat berkhidmat kepada manusia.
Barang siapa yang tahu kemuliaan hidup, maka hendaklah dia mengoptimalkan hidupnya. Barang siapa yang tahu untung ketaatan, hendaklah dia mengamalkan ketaatan.
Sesungguhnya kamu berada dalam satu sosok di antara dua kriteria yaitu orang yang berakal atau orang yang lalai.
Orang yang berakal, maka angin yang berhembus bersamaan dengan keuntungan itu, memiliki tugas lain yaitu membawa keuntungan itu kepangkuan Allah, menjadi saksi bagi dirinya dihadapan Allah, memberikan syafaat di hadapan Allah, mengangkat derajatnya seraya tersebar haru harum lantaran kalimat Allah yang wangi dan amal shaleh yang dia kerjakan.
Adapun orang yang lalai adalah orang yang membiarkan keuntungan begitu saja lantas membiarkan dirinya terlempar dalam lembah kelalaian sehingga keuntungan itu disapu bersih oleh angin.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Allah telah mengutus para Rasul-Nya kepada kamu, namun kamu tidak memenuhi ajarannya. Allah telah menyampaikan dakwah yang tertuang dalam Kitab-Nya, namun kamu menghiraukannya.
Allah telah melimpahkan Nikmat-Nya agar dekat dengan kamu, namun kamu berpaling dari-Nya. Sampai-sampai jika semua nikmat itu tidak kamu miliki, Allah rela turun sendiri menuju langit bumi setiap malam untuk memenuhi permintaan kamu.
Allah tidak menciptakan semilir angin dingin pada waktu sahur kecuali hendak membangunkan kamu. [Din]