PADA bulan Ramadan ini, seorang muslim yang memenuhi syarat, wajib melaksanakan ibadah puasa. Dengan bertambahnya jumlah umat Islam, tentu semakin banyak pula yang menjalankan ibadah puasa.
Namun, yang perlu dipertanyakan adalah apakah setiap orang yang menjalankan ibadah puasa akan diterima di sisi Allah?
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Betapa banyak orang yang berpuasa, dan bagian dari puasanya (yang ia dapat hanya) lapar dan dahaga.” (HR. Ahmad).
Di antara perbuatan yang bisa menyia-nyiakan ibadah puasa adalah berpuasa bukan karena Allah, atau salah niat. Niat adalah pokok dari segala amal. Salah niat akan menjadikan puasa sia-sia.
Termasuk salah niat adalah kita berpuasa bukan karena Allah.
Diam-diam ada niat terselinap di dalam hati kita yang bukan karena Allah. Ada riya’, maupun ada pengharapan kepada selain Allah.
Baca juga: Kultum Ramadan Hari Pertama, Cara Berpuasa yang Benar
Kultum Ramadan Hari Kedua, Puasa Tapi Sia-sia
Hal lain juga yang dapat menyia-nyiakan puasa adalah percaya dengan “klenik”. Karena orang yang percaya kepada dukun, pembaca nasib, paranormal dan sejenisnya, ia telah menyekutukan Allah. Ketika seorang hamba telah menyekutukan Allah, maka seluruh amal ibadahnya menjadi sia-sia.
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar:65).
Menyakiti tetangga juga dapat menjadikan ibadah puasa menjadi sia-sia.
Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya si fulanah disebut-sebut banyak mengerjakan shalat, puasa, dan sedekah. Hanya saja ia menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Rasulullah menjawab, “Dia di neraka.”
Laki-laki tadi bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya si fulanah disebut-sebut sedikit mengerjakan puasa, sedekah, dan shalat. Hanya saja ia tidak menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Rasulullah menjawab, “Dia di surga.” (HR. Ibnu Hibban).
Memutus silaturrahim juga menjadi penyebab tertolaknya semua amal ibadah, termasuk puasa.
“Allah tidak menerima amalan orang yang memutus tali silaturrahim.” (HR. Ahmad).
Demikian beberapa hal yang dapat menjadikan ibadah puasa menjadi sia-sia. Maka perlu diperhatikan, bahwa puasa tidak hanya sebatas menjaga diri dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa secara lahiriah, seperti makan dan minum.
Tetapi juga harus menjaga diri dari segala sesuatu yang bisa membatalkan pahala puasa.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]