BAGAMANA cara hidup irit dengan tidak pelit? Kedua orang tua saya bekerja di perkantoran yang secara finansial cukup baik, dan kedua orang tua saya juga hidup irit cenderung pelit.
Kalau saya rasa agar uang bisa terkumpul, tapi anehnya kenapa ya uang itu tidak kunjung terkumpul, kehidupannya kok seolah-olah sulit ya, padahal gaji kedua orang tua saya itu besar dibandingkan orang pada umumnya.
Randy Insyaha, motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha, menjawab persoalan ini sebagai berikut. Sebenarnya orang yang irit dan cenderung pelit bikin hidup makin sulit.
baca juga: Ingin Punya Anak Laki, Bapak Menikah Lagi setelah Bertanya kepada Guru Spiritual
Cara Hidup Irit dengan Tidak Pelit
Kita bahas dalam dua dimensi.
Pertama, dimensi agama.
“Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri.
Dan Allah-lah Yang Mahakaya dan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya).
Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini).” (QS. Muhammad: 38).
“Tidak satu hari pun di mana seorang hamba berada padanya kecuali dua Malaikat turun kepadanya. Salah satu di antara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak.’
Sedangkan yang lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang kikir.” (HR Bukhari dan Muslim).
Ayat Al Qur’an dan Hadits di atas dengan terang benderang menjelaskan bahwa orang-orang yang pelit itu hidupnya akan dipersulit.
Meskipun ia punya gaji yang besar tetapi kehidupannya serba kekurangan, serba gelisah karena selalu kurang.
Yang kedua, bahwa orang yang irit dan cenderung pelit itu hidupnya akan sulit.
Ketika kita irit itu sebenarnya pikiran bawah sadar itu merasa kita sedang kekurangan, kita jauh dari keberlimpahan, takut kehilangan uang, jatah rezeki kita sedikit, maka kita harus pelit.
Pikiran kita tidak suka yang menjadikan diri kita susah. Saat kita berpikir susah, maka kita akan susah beneran.
Lain cerita orang yang gampangan mengeluarkan uang, di alam bawah sadarnya ia berpikir uang itu mudah menghampiriku. Ia merasa berkelimpahan, ia meyakini uang akan selalu ada dalam diriku.
Ada kaitannya dengan sedekah. Mau ada uang atau tidak, kita tetap terus berbagi. Alam bawah sadar kita akan mengatakan bahwa aku memiliki uang lebih daripada ini.
Rajin bersedekah itu menciptakan mindset kaya, mindset berkelimpahan, mindset banyak uang. Jadi Allah menyuruh kita bersedekah meskipun dalam keadaan sulit itu agar kita memiliki mindset kaya.
Saat kita sedang kesulitan keuangan, kita itu merasa rezeki kita sedikit, uang itu sulit, takut enggak punya uang, selalu kekurangan uang. Mindset itulah yang menjadikan diri kita selalu kekurangan uang.
Jadi Allah meminta kita bersedekah itu karena Allah ingin mengubah mindset kaya, mindset yang berkelimpahan dan banyak uang. Mindset kaya itulah yang akan menarik rezeki.
“Hendaklah orang yang lapang (rezekinya) memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang disempitkan rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari apa (harta) yang dianugerahkan Allah kepadanya.
Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang dianugerahkan Allah kepadanya. Allah kelak akan menganugerahkan kelapangan setelah kesempitan. (QS. At-Thalaq: 7).
Berapapun uang yang kita punyai, adakah perasaan takut saat kita bagi uang. Kita takut kalau uangnya enggak balik, takut kalau nanti kekurangan, takut kalau uang kita enggak cukup sampai akhir bulan.
Kalau kita merasa takut berbagi tetapi kita paksa bersedekah maka kita paksa mindset kita bahwa Allah pasti akan mencukupkan rezeki kita. Kita merasa aku punya rezeki lebih dari ini.
Saat kita berbagi, kita merasa kita punya uang lebih daripada ini.
Untuk menjadi kaya tidak boleh pelit, tidak boleh irit.
Untuk menjadi orang kaya tidak boleh menyimpan uang tetapi banyak berbagi, banyak bersedekah maka kita akan memiliki mindset kaya dan rezeki akan datang kepada diri kita dari sumber-sumber yang tidak disangka-sangka.
Kita suka makan nasi Padang maka beli nasi Padang dan bagikan ke orang lain. Semakin kita berbagi dengan apa yang kita sukai maka dampaknya dahsyat sekali.
Saat kita berbagi, katakan: “Ya Allah aku berbagi untuk meraih ridhomu dengan sedekahku yang sedikit ini, ya Allah, mohon berikan saya limpahan rezeki yang berkah dan halal”.
Jadi untuk menjadi kaya itu bukan menjadi orang yang pelit, banyak menyimpan duit tetapi banyak berbagi dan tidak perlu irit saat membeli sesuatu.[ind]