BAGAIMANA cara menghindari musibah atau ketiban sial? Kenapa saya merasa terus menerus mendapat musibah atau ketiban sial?
Motivator dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto W., menjelaskan bahwa ada orang yang merasa terus menerus mendapatkan musibah, seolah-olah musibah datang silih berganti.
Belum selesai dengan satu musibah datang lagi musibah yang lain. Begitu seterusnya, seolah-olah musibah terus berdatangan tanpa jeda.
baca juga: Buang Sial dalam Islam
Ada dua hal kenapa kita terus menerus tertimpa musibah.
Pertama, karena kita banyak dosa
Dosa-dosa kitalah yang sebenarnya mengundang musibah itu datang. Sobat, musibah yang menimpa kita itu berasal dari perbuatan diri kita sendiri.
Mari kita muhasabah diri, lihat diri sendiri seberapa banyak dosa yang kita lakukan. Dosa-dosa itulah yang menyebabkan kita terjebak dalam kumbangan masalah.
Mungkin kita terlalu meremehkan dosa. Dosa-dosa itulah yang mengundang musibah datang.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan- kesalahanmu).” (Asy Syura: 30).
Jadi sobat, minta ampunlah kepada Allah. Kita itu banyak dosa. Kita lupa minta ampun kepada Allah. Kita begitu meremehkan dosa-dosa dan menganggapnya kecil.
Allah sayang kepadamu. Engkau diingatkan terus dengan musibah demi musibah yang menimpamu. Itu bukti Allah sayang kepadamu.
Allah ingin kamu sadar akan dosa yang selama ini engkau terus lakukan dan engkau anggap remeh. Allah ingin engkau kembali kepada-Nya. Maka mintalah ampun kepada-Nya.
Saat engkau minta ampun kepada-Nya maka Allah akan menghapus dosa-dosamu.
“Tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang Muslim, melainkan dosanya dihapus Allah Ta’ala karenanya, sekalipun musibah itu hanya karena tertusuk duri.” (HR Muslim).
Jadi agar hidup kita sedikit masalah atau jika ada masalah, Allah segera beri solusi sehingga tidak berkepanjangan maka jangan banyak berbuat dosa.
Kedua, kenapa kita seringkali sial, sering mendapatkan masalah karena kita sering berprasangka buruk.
Jika kita sering berpikir hidup ini susah, hidup ini sulit, hidup itu perjuangan, cari kerja enggak gampang, pengangguran di mana-mana, enggak bisa makan kalau enggak utang maka hidup kita akan sama persis dengan apa yang sering kita pikirkan atau sering kita katakan.
Jika kita berpikir hidup ini susah maka pikiran kita akan memerintahkan semua organ tubuh kita untuk membuktikan bahwa betul hidup ini susah.
Kita juga akan memancarkan vibrasi negatif sehingga banyak kejadian yang mendukung apa yang kita pikirkan bahwa benar hidup ini susah.
Kita juga akan berjarak dengan berbagai peluang rezeki padahal peluang itu sebenarnya ada di sekitar kita. Pikiran kitalah yang membuat peluang-peluang itu tidak bisa kita ambil.
Cara Menghindari Musibah atau Ketiban Sial
Sobat, jika pikiranmu ruwet maka hidupnya juga ruwet. Jika kamu berpikir hidup ini susah maka kamu juga akan mengalami berbagai situasi yang membenarkan bahwa hidup itu memang susah.
Terus bagaimana caranya pertama biasakan berkata positif terhadap diri sendiri misalnya hidup ini mudah, rezekiku melimpah, badanku sehat dan kuat, aku bahagia, aku adalah hamba yang bersyukur, dan sebagainya.
Kemudian, isi hidup ini dengan mode semangat dan bahagia.
Jika sebelumnya kita identik dengan orang yang suka sedih, mengeluh, tidak happy, merasa banyak masalah, tidak berdaya, tidak berguna, lemah maka ganti modenya dengan menghadirkan perasaan semangat, bahagia dan optimis.
Tiap hari isi harimu dengan semangat dan bahagia. Karena bahagia itu mendatangkan kesuksesan. Kunci sukses itu ada pada kata semangat, percaya diri dan bahagia.
Jadi bahagia dulu baru sukses akan datang sendiri jangan di balik sukses dulu baru bahagia kalau enggak sukses-sukses kapan bahagianya.
Jadi bahagia itu keputusan bukan datang dari luar tapi datang dari dalam diri kita sendiri. Saya putuskan untuk bahagia caranya mudah sekali yakni dengan bersyukur.
Bahagia itu bisa berasal dari luar misalnya dapat hadiah, naik jabatan, dan lain-lain, dan bisa juga berasal dari dalam diri sendiri misalnya bersyukur.
Banyak sekali kondisi luar yang mencuri kebahagiaan kita misalnya konflik dengan tetangga, konflik dengan atasan, masalah keuangan, masalah keluarga, masalah dengan mertua, dan lain-lain.
Kadang karena saling sawang sinawang kita menjadi tidak bahagia. Ada tetangga membeli mobil baru kita jadi tidak bahagia.
Ingatlah bahwa bahagia itu menarik kebahagiaan lainnya. Jika kamu bersyukur maka nikmatmu akan ditambah.
Kalau tidak bahagia untuk sukses dan kaya itu butuh effort yang luar biasa. Keajaiban itu hanya hadir bagi mereka yang bersyukur dan bahagia.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7).[ind]