ABU Darda’ yang memiliki nama lengkap Uwaimir bin Malik bin Qais bin Umayyah Al-Anshari Al-Khazraj adalah sosok yang terkenal sebagai ahli hakim, penunggang kuda, dan termasuk seorang ulama.
Ia sosok sahabat yang terkenal dengan kezuhudannya. Baginya, orang yang mengumpulkan harta kekayaan dunia adalah orang yang fakir, sedang orang yang meninggalkannya adalah orang yang kaya.
Ia pernah mengatakan, “Barangsiapa yang tidak memerlukan (kekayaan) duniawi, maka tidak ada dunia baginya.”
Baca Juga: Nadia Kahf Jadi Hakim Pertama yang Berhijab di Pengadilan Tinggi New Jersey
Abu Darda’ Sosok Hakim yang Tak Terpesona dengan Kekayaan
Ketika wilayah Cyprus berhasil dibebaskan kaum muslimin, Abu Darda cemas dan menangis. Ketika ditanya tentang faktor yang menyebabkannya cemas, ia menjawab, “Aku khawatir kaum muslimin terpesona dengan harta kekayaan, sehingga mereka dapat dikuasi oleh musuh, sebagaimana mereka menguasai harta tersebut.”
Tentu maksud dari perkataannya ini mengacu pada kekayaan yang ditujukan untuk kesenangan semata. Hal ini dibuktikan dari pidatonya di hadapan penduduk Syam.
Saat itu ia menjabat sebagai hakim di pengadilan Syam pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, ia sama sekali tidak terpesona dengan keterpesonaan penduduk Syam terhadap kekayaan duniawi.
Dalam pidato tersebut ia berkata, “Hai penduduk Syam, kalian semua adalah saudaraku seagama, tetanggaku di tempat tinggal, dan penolongku untuk melawan musuh.
Akan tetapi, aku tidak melihat kalian punya rasa malu, kalian menumpuk harta yang tidak kalian makan, mendirikan gedung yang tidak kalian huni, dan mengharapkan apa yang tidak kalian inginkan.
Berapa abad yang silam, ada satu kaum yang menumpuk harta kekayaan, berangan-angan setinggi langit, dan mendirikan gedung-gedung yang kokoh.
Harta kekayaan yang mereka tumpuk sama sekali tidak berguna, angan-angan mereka hanya sebuah tipuan belaka, dan rumah-rumah yang mereka bangun hanya menjadi kuburan massal mereka, mereka adalah kaum Ad.
Selanjutkan Abu Darda’ mengatakan dengan maksud menyindir, “Siapa yang ingin membeli dariku peninggalan keluarga Ad dengan harga dua dirham?”
Di masa yang penuh dengan angan-angan duniawi ini, amat jarang kita menemukan sosok pemimpin yang mengingatkan rakyatnya untuk bersikap tawadu’. Alih-alih mengingatkan, di kalangan mereka justru banyak yang terjerat kasus-kasus korupsi dan penipuan.
Semoga lahir para pemimpin yang mau meneladani sikap Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu.
Sumber: Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah oleh Syaikh Muhammad Sa’id Mursi
[Ln]