SEBANYAK 80 persen anak yang menderita asma memiliki riwayat alergi, menurut dokter spesialis anak konsultan respirologi KSM Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM dr Wahyuni Indawati, Sp.A(K).
“Betul bahwa sebagian besar atau sekitar 80 persen dari anak-anak yang menderita asma ini, mereka punya riwayat alergi di keluarga atau di anaknya sendiri,” kata Wahyuni dikutip dari Antara. (Ahad, 08/05/2023)
Apa itu alergi?
Wahyuni menyebut, asma merupakan penyakit yang terjadi di saluran napas yang bersifat jangka panjang atau kronik, ditandai dengan keluhan batuk kronik berulang atau napas yang berbunyi seperti peluit.
Menurutnya, penyakit asma didasari oleh mekanisme alergi. Alergi merupakan kecenderungan seseorang untuk lebih sensitif terhadap sesuatu.
Sebagian Besar Anak dengan Asma Memiliki Riwayat Alergi
Apa pemicu alergi?
Adapun pemicu alergi yang bisa menyebabkan munculnya asma adalah alergen hirup, di antaranya asap kendaraan bermotor, asap dapur, asap pembakaran sampah, hingga tungau debu.
“Tungau debu rumah ini kecil sekali. Kita tidak bisa melihat dengan mata telanjang. Tapi biasanya dia senang hidup di karpet, bed cover, di tumpukan debu, di mainan berbulu, dan binatang peliharaan berbulu. Ini semua bisa menjadi trigger cukup kuat bagi anak yang asma,” kata Wahyuni.
Siapa yang bisa terkena asma?
Wahyu mengatakan, asma dapat mengenai semua usia. Hanya saja, mendiagnosis asma pada anak balita tidak semudah mendiagnosis asma pada anak yang lebih besar.
Pasalnya, anak yang usianya lebih muda, kata Wahyuni, memang memiliki saluran napas yang lebih kecil sehingga jika mengalami infeksi saluran napas juga bisa mengalami gejala yang mirip dengan asma.
“Kalau yang lebih besar seperti 7 atau 8 tahun, umumnya gejala juga lebih jelas dan mereka dapat melakukan pemeriksaan yang lebih objektif untuk menilai apakah saluran napasnya betul ada penyempitan atau tidak,” kata Wahyuni.
Bagaimana mengetahui seberapa sensitif anak terhadap alergi?
Wahyuni mengatakan, tes alergi dapat dilakukan untuk membantu mengetahui seberapa sensitif anak terhadap alergen, serta menjadi salah satu cara untuk melihat apakah anak memang mengalami alergi yang menyebabkan asma.
“Artinya, kalau itu (tes alergi) kita kerjakan, maka akan mendukung diagnosis kita,” pungkas Wahyuni. [Ln]