BUNYI bising tek-tek-tek-tek kini akrab di telinga kita karena mainan lato-lato yang banyak dimainkan oleh anak-anak dan remaja.
Mainan berbentuk dua buah bola padat yang dihubungkan dengan seutas tali itu menjadi viral karena media sosial dan juga anime berjudul Jojo’s Bizarre Adventure.
Namun tahukah kamu, ternyata permainan bola lato-lato ini pada awalnya merupakan permainan edukatif untuk mengenalkan teori Newton?
Mainan ini dikenal juga dengan sebutan clacker balls, click-clack atau knockers, dan di Italia, mainan ini disebut ‘lato’ yang berarti sisi samping.
Dilansir dari ussfeeds, lato-lato sudah dikenal sejak tahun 1960-an. Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, permainan ini pada awalnya diciptakan untuk memperkenalkan Hukum Newton.
Seiring berjalannya waktu, banyak orang memainkannya sebagai permainan biasa. Namun sayangnya, permainan yang digandrungi para bocah ini dilarang di berbagai negara karena dianggap mainan berbahaya.
Baca Juga: 6 Manfaat Mainan Pop It untuk Tumbuh Kembang Anak
Mengenal Mainan Lato-lato yang Viral di Kalangan Anak-anak
Ketika pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat, lato-lato dikenal sebagai alat edukasi hukum Newton.
Pasalnya, mainan tersebut merepresentasikan benda yang bergerak cenderung tetap bergerak dan setiap tindakan akan menyebabkan reaksi yang sama dan berlawanan.
Namun, alih-alih sebagai mainan edukatif, mainan itu malah menuai reaksi negatif.
Selain dianggap berisik karena suara yang ditimbulkannya, lato-lato juga dianggap berbahaya karena bisa berubah menjadi proyektil ketika pecah hingga menyebabkan kebutaan.
Permainan ini pun dilarang dimainkan di Kanada dan Amerika Serikat karena alasan tersebut.
Pada tahun 1971, ketika itu, Food and Drug Administration (FDA) yang bertanggung jawab untuk keamanan publik dan menetapkan standar baru untuk produsen mainan melarang peredaran mainan lato-lato.
Peraturan ini kemudian menjadi hambatan besar bagi produsen lato-lato. Imbasnya, mainan itu pun ditarik dari pasar.
Baca Juga: 5 Jenis Permainan yang Cocok untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Termasuk Latto-Latto
Di Indonesia, mainan ini mulai populer pada tahun 1990-an. Kini, mainan ini kembali populer karena film anime yang ditayangkan di televisi.
Kegandrungan para bocah terhadap mainan ini membuat cemas berbagai pihak, salah satunya adalah sekolah.
Sebuah sekolah di Pesisir Barat Lampung bahkan melarang anak-anak membawa dan memainkan lato-lato di sekolah. Lato-lato dinilai memberikan dampak yang kurang baik jika dimainkan di lingkungan sekolah.
Nah Sahabat ChanelMuslim, apakah kamu juga menyukai mainan ini?[ind]