APA saja profesi istri-istri Rasulullah? Seperti diketahui, istri memiliki peran yang besar dalam rumah tangga dan dalam mendampingi seorang suami.
Profesi seorang istri dikatakan harus multi tasking saat ini, bekerja di luar dan juga mengurusi rumah tangganya. Apakah hal ini juga dilakukan oleh para istri Nabi?
Baca Juga: Untold Stories: Kisah-Kisah yang Jarang Diungkap tentang Istri-istri Rasulullah
Profesi-Profesi Istri Rasulullah
Satu hal yang kerap terlupa oleh para istri adalah bahwa mendampingi suami itu aktivitas yang besar. Karena penting, Rasul biasa mengundi siapa istrinya yang akan ikut mendampingi ke medan jihad.
Mari kita lihat aktivitas Ibunda ‘Aisyah. Perempuan yang paling Rasulullah cintai. Ibunda ‘Aisyah pernah mengutarakan, “Aku harus membayar qadha (utang puasa)ku saat Sya’ban atau mendekati Ramadhan, karena kesibukanku mendampingi dan melayani Rasulullah.”
Hal ini memperlihatkan pada kita betapa pentingnya mengurus suami.
Ibunda ‘Aisyah memiliki lifeskill luar biasa. Ketika Rasul wafat beliau memiliki keahlian yang jarang dimiliki oleh orang lain.
Keahlian pertamanya adalah sebagai seorang guru. Dr. Adnan Baharits menyatakan profesi guru adalah profesi yang paling dekat dengan fitrah perempuan.
Karena bertemu dengan anak-anak sehingga memicu terpancarnya kelembutan dan kasih sayang. Ibunda ‘Aisyah adalah sumber ilmu, perempuan paling cerdas di zamannya.
Mendapat ilmu dari ayahnya berupa keahlian dalam ilmu Nasab. Salah satu hal sangat penting dalam Islam. Banyak para sahabat Rasul yang belajar darinya.
Kemudian Ibunda ‘Aisyah memiliki kecerdasan bersyair. Syair merupakan kemampuan komunikasi paling utama saat itu.
Syair adalah media, bisa menggerakkan masyarakat untuk marah, untuk senang, dan sebagainya. Ibunda ‘Aisyah sangat pandai bersyair.
Selanjutnya adalah ilmu pengobatan. Keponakannya, Urwah bin Zubair bertanya kepadanya, “Kalau bunda ahli hadits aku tidak heran, karena kau adalah istri tercinta Rasulullah.
Jika bunda ahli syair dan nasab aku pun tidak heran, karena kau anak Abu Bakar. Tapi dari mana bunda tahu tentang pengobatan?”
Ternyata ketika Rasul sakit banyak pakar pengobatan yang datang untuk memberikan obat dan ramuan, mereka banyak memberikan saran pada ibunda ‘Aisyah.
Saat ini dunia kesehatan sangat penting untuk diisi oleh perempuan. Betapa banyak kondisi ketika ingin berobat tapi hanya ada ahli pengobatan laki-laki.
Maka, mendorong putri-putri kita agar mengisi wilayah-wilayah yang masih darurat, seperti dunia kesehatan dan pengobatan adalah suatu wakaf pada peradaban ini.
Sampai kapan hidup ini darurat? Apalagi jika ternyata ruang-ruang itu tidak benar-benar darurat?
Inilah profesi istri-itri Rasulullah: pedagang, penyamak kulit, penenun, guru, dan tenaga kesehatan. Ummahatul mukminin telah memberikan teladan: melakukan semua profesi itu dari rumah, tanpa mengurangi tugas utamanya sebagai istri dan ibu rumah tangga.
Sudahkah kita meneladani perempuan-perempuan istimewa para penghuni Jannah? Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk bersabar dan bersyukur untuk berkarya tanpa harus meninggalkan rumah. [w/parentingnabawiyah.com/Cms]