MENERIMA kenyataan. Banyak orang saat ini berbisnis dan rata-rata merindukan hasil. Yang dibicarakan adalah untung saja, bahkan terkadang sudah menjanjikan ini dan itu kepada orang sekitar.
Saya berkali kali mengatakan pada pebisnis muda. Biasakan berfikir dengan untung besar dan rugi sangat besar.
Ketika itu, bayangkan, kita ada di titik mana yang membuat kita enggak depresi karena hilang segalanya.
Maka korbankan harta yang kita punya untuk modal dan yang mana yang mau kita simpan untuk bekal.
Jadi, kalau kita rugi, enggak akan depresi sekali sebab sudah memperhitungkannya.
Kalaulah para pebisnis tahu bahwa Allah sudah menetapkan rezeki seseorang jauh sebelum manusia itu lahir,
maka mereka akan lebih siap menerima kenyataan.
Bahwasanya, kenyataan itu adalah rezeki sudah Allah takar. Tak ada yang sanggup mengubah rezeki seseorang atau menutup rezeki.
Rezeqi jangan diminta karena sudah diberikan, sudah pasti, sudah tertulis.
Tapi mintalah surga, yang belum pasti. Yang belum jelas, ‘di mana kita kelak berada‘?
Menerima Kenyataan
Baca Juga: Mam Fifi Jadi Guest Teacher
Kemudian, bagaimana bila apa yang kita usahakan berbulan-bulan, yang kita mimpikan siang malam, gagal, tidak terjadi?
Maka, terimalah kenyataan. Terimalah takdir. Itu bagian daripada melaksanakan rukun iman. Belajarlah untuk menerima takdir. Menerima realita hidup.
Baik kita terima, maupun kita tidak terima, maka hal itu tidak akan mengubah kenyataan yang sudah terjadi. Menerima maupun tidak, hanyalah bisa mengubah rasa hati kita, bukan mengubah kenyataan…
Tidak menerima akan menghasilkan jengkel, dongkol, sakit hati, frustasi, marah dan sebagainya. Menerima realita yang tidak enak, akan mengurangi semua perasaan hati yang rusak tersebut.
Ketika kita tidak menerima sebuah kenyataan pahit hidup, lalu perasaan kita mulai terganggu.
Maka, hal tersebut bisa memicu kita melakukan tindakan-tindakan ceroboh yang bisa menghasilkan kenyataan baru yang malah mungkin jauh lebih buruk daripada yang ada.
Akan tetapi, ketika kita menerima kenyataan pahit itu, maka perasaan-perasaan buruk yang datang akan surut pelan-pelan, dan kembali tenang.
Tapi, ketenangan itu hanyalah dapat diupayakan dengan zikrullah.
Surah 13 ayat 28;
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”
Dengan keadaan perasaan yang bagus itu, Inshaa Allah kita mungkin akan melakukan hal-hal yang di masa depan, bisa menjadi kenyataan-kenyataan bagus dan menyenangkan.
Jadi, tidak menerima kenyataan, bisa membuat yang sudah rusak makin bertambah rusak.
Menerima kenyataan, bisa mengganti yang rusak dengan sesuatu baru yang menyenangkan.
Menerima setiap kenyataan hidup dengan baik, adalah suatu bentuk kecerdasan dan kesadaran pilihan batin.
Semoga kita memiliki kecerdasan pilihan berdasarkan nafsu yang dirahmati .
Surah Yusuf ayat 53;
“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali nafsu yang dirahmati.”
Semoga kita memiliki nafsu yang dirahmati agar mudah menerima kenyataan.
Aamiin yaa Rabbal ‘alamiin.
By: Mam Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D.
@Jakarta Islamic School and Jakarta Islamic Boarding School
@school like home
@Islamic International School
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: