PEMASANGAN box girder kereta cepat di Jalan Curug Raya, tepatnya di Jembatan Antelope menuai kontroversi, bahkan beredar hoaks bahwa rel kereta cepat tersebut amblas.
Sejak Senin, (13/6), masyarakat ramai memberitakan soal amblasnya rel kereta cepat di jembatan antelope yang berada di perbatasan Bekasi dan Jakarta itu.
Pasalnya, pemasangan box girder tersebut hanya sekitar 2 meter dari jembatan antelope yang selalu ramai dipadati pengguna yang menuju Jakarta dan sebaliknya.
Walhasil, petugas memasang rambu-rambu yang memperbolehkan kendaraan setinggi maksimal 1,7 meter saja yang dapat melintasi jembatan tersebut.
Dikutip dari wira.co.id, box girder adalah jenis penyangga yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi, umumnya dibuat dari baja.
Jenis penyangga ini menggunakan satu atau lebih sel tertutup di dalam balok untuk membuat struktur lebih menyatu.
Bentuk box girder umumnya sangat besar. Lebarnya bisa mencapai lebar jalan 2 sampai 4 lajur, tergantung kebutuhan transportasi di atasnya, sedangkan tingginya bisa mencapai 2 hingga 4 meter.
Kemacetan pun tak dapat dipungkiri setelah pemasangan box girder tersebut. Warga yang penasaran mulai berkumpul di lokasi untuk mengabadikan peristiwa itu.
Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Indonesia China Akibatkan Jalan Rusak di Cimahi
Bukan Amblas, Girder Kereta Cepat Dipasang Mepet Jembatan Antelope
Adi (40) salah seorang warga yang melintasi jembatan tersebut mengatakan bahwa jarak antara box girder dengan pengguna jalan, seperti pengguna sepeda motor, hanya sekitar sekepalan tangan dari kepala.
“Pendek banget, khawatir terjadi kecelakaan. Belum lagi ramainya orang yang mau melihat ke sini dan banyak mobil yang mutar balik,” ungkap Adi yang menyaksikan padatnya lalu lintas di jembatan tersebut.
Sementara itu, General Manager Corporate Secretary PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China), Rahadian Ratry menanggapi kejadian tersebut.
Ia menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi beberapa kali dengan warga bahkan kesepakatan atau pertemuan terakhir dengan warga dilakukan pada 10 Juni 2022 lalu.
Dalam kesepakatan tersebut, warga tetap menginginkan agar jembatan itu tetap digunakan.
Pada prinsipnya, Rahadian mengatakan bahwa warga sangat menyepakati sistem pengaturan lalu lintas dengan tetap memanfaatkan jembatan Antelope eksisting, dan proses pembangunan Proyek KCJB (Kereta Cepat Jakarta Bandung) dapat berlanjut.
Menurutnya, kondisi seperti itu akan berlangsung sampai jembatan baru selesai dibangun. Rencananya, jembatan tersebut akan rampung pada 10 Agustus 2022 mendatang.
Jika jembatan baru sudah selesai, arus lalu lintas kendaraan akan dialihkan sepenuhnya ke jembatan baru. Setelah jembatan baru seluruhnya rampung, jembatan lama akan dibongkar.
Pembangunan jembatan baru tersebut sedang dilakukan yaitu dengan membuka akses di sisi jembatan lama.[ind]