Doa tulus Nabi Musa saat ia sedang dalam ancaman Fir’aun pada akhirnya menemui keajaiban. Hal ini bermula saat ayah angkatnya, Fir’aun, mengusirnya.
Ustadz Umar Hidayat, M.Ag menceritakan bahwa usiran Fir’aun terhadap diri Musa meneguhkan jiwanya untuk meninggalkan segala yang berbau kerajaan dan istana kemewahan dunia. Musa paham konsekuensi atas perbuatannya di depan istana.
Meski ia membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja. Akhirnya ia diburu oleh Fir’aun. Murka Fir’aun pun meluap tak tertahankan, terusirlah Musa.
Baca Juga: Orang Mesir yang Tewas di Tangan Musa
Doa Tulus Musa Menemui Keajaiban
Perjalanan menyusuri gurun pasir di bawah terik matahari yang menganga. Tak berbekal kecuali yang menempel di tubuh Musa. Sungguh ujian yang menyiksa. Musa ‘alayhissalam ketika sampai di sumber air Madyan mendapatkan sekumpulan orang yang sedang memberi minum ternaknya.
Setelah mereka selesai, maka mereka menutup sumur itu dengan batu besar dan tidak ada yang mampu mengangkatnya kecuali dengan jumlah sepuluh orang.
Tetiba Musa melihat dua orang perempuan yang sedang mengnambat ternaknya, maka Musa berkata, “Ada apa dengan kamu berdua?” Maka Keduanya menceritakan keadaannya, lalu Musa ‘alayhissalam mendatangi batu itu dan mengangkatnya (sendiri), dan tidak mengambil air kecuali satu ember sehingga kambing-kambing (mereka berdua) puas (meminumnya).”
Setelah Musa memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, padahal saat itu dia sangat lapar dan haus sekali, kehabisan bekal, sedang kedua perempuan itu meninggalkan tempat sambil mengucapkan terima kasih.
Mungkin manusiawi bila kebayang saat seperti ini jamuan hidangan penuh nikmat di istana. Kemudian Musa kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa;
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
“Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. Al Qashas: 24)
Allah kabulkan doa Musa dengan mencukupkan segala kebutuhan dan keperluannya setelah kedua peremuan itu pulang kerumah dan menceritakan semua kejadian itu.
Lalu salah satu darinya diutus menemui Musa menyampaikan pesan sang ayah, dia berkata, “Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas kebaikanmu memberi minum ternak kami.”
Dalam kisah itu bahkan Musa dinikahkan dengan salah satu dari perempuan itu oleh ayahnya (Nabi Syu’aib). Allah kabulkan doa Musa lebih dari yang ia butuhkan.
Tak sekedar minum dan hidangan, bahkan teman hidup sepanjang perjuangan. Doa yang tulus saat bertemu dengan amal kebaikan sebagai sebentuk ikhtiar akan menemukan keajaiban. [Ln]