?
ChanelMuslim.com – Baju Kertasku merupakan komunitas sosial lingkungan yang berpusat di kota Palu Sulawesi Selatan . Komunitas ini memanfaatkan limbah kertas menjadi lebih bermanfaat.
Sesuai nama komunitas ini, mereka menyumbangkan baju dan seragam sekolah kepada yang membutuhkan dari limbah kertas.
Bukan membuat baju dari limbah kertas, namun kertas tersebut dikumpulkan dan dijual, serta ada juga yang dibuatkan menjadi produk kerajinan.
Reny Septiani salah satu Founder Baju Kertasku mengatakan hasil penjualan kertas bekas didonasikan kepada orang yang membutuhkan.
“Hasil penjualan disalurkan ke saudara-saudara yang membutuhkan seperti pemulung dan anak-anak pedalaman berupa baju serta seragam sekolah,” ujar Reny Septiani seperti dilansir laman dipalu.com, Jumat (31/3).
Reny menambahkan, komunitas Baju Kertasku memprogramkan dua bulan sekali untuk menyumbangkan seragam sekolah, sebulan dua kali untuk baju baru dan setahun sekali untuk baju hari raya.
“Untuk tempat yang akan diberikan sumbangan, kami tidak membatasi daerah mana yang diberikan. Sepanjang kita mampu dan memang layak diberikan why not. Tapi, sebelum memberikan, kita survei dulu,” katanya.
Komunitas yang memiliki jargon “Jadikan Kertas Bekas Lebih Bermanfaat” ini berdiri sejak 11 Maret 2016 dan sudah tersebar di beberapa daerah di Indonesia diantaranya Bandung, Aceh dan Pekanbaru.
Reny mengungkapkan, dipilihnya limbah kertas bukan hanya karena sesuai namanya, namun juga belum adanya wadah yang menampung limbah kertas tersebut.
Sementara banyak limbah kertas yang tidak digunakan lagi khususnya mahasiswa. Kalau hanya sekedar ditimbang dan dijual terus hasilnya dikonsumsi sendiri, perolehannya cuma sedikit dan cepat habis.
Reny menuturkan, komunitasnya pernah menduduki peringkat enam besar di kategori proyek bisnis sosial terbaik se-Indonesia pada ajang The Pitch Indonesia yang diselenggarakan oleh alumni Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) tahun lalu.
Berkat mempresentasekan proyek sosial mereka berupa miniatur gitar, becak, piano, dan lain-lain dari limbah kertas melalui aplikasi Skype di depan juri selaku investor.
“Sebelum presentase, kami dimentoring oleh coach secara online selama dua minggu. Setelah dua minggu, kami diminta untuk mempresentasekannya. Sebenarnya presentasenya di Jakarta namun karena keterbatasan biaya kami presentase lewat Skype,” ungkap mahasiswi Universitas Tadulako (Untad) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Kimia ini.
Semoga Menginspirasi. (jwt/*)