ChanelMuslim.com – Jutaan perempuan turun ke jalan-jalan di Amerika Serikat dan di berbagai negara lainnya untuk menyoroti kesenjangan upah dan gaji, diskriminasi dan berbagai tantangan sosial lainnya dalam demonstrasi besar-besaran bulan Januari lalu.
Dikutip dari VOA, banyak yang berharap isu-isu serupa kembali menjadi sorotan pada Hari Perempuan Internasional, Rabu kemarin (8/3). Kali ini, dengan tinggal di rumah sebagai bagian dari aksi “A Day Without a Woman” atau “Sehari Tanpa Perempuan”.
Tak banyak yang lupa akan foto-foto atau gambar peristiwa 21 Januari lalu, di mana puluhan ribu perempuan berkumpul di ibukota Amerika, sehari setelah pelantikan Presiden Donald Trump, untuk menuntut kesetaraan peluang.
Bagi Vanessa Cardenas, ibu dua anak, demonstrasi itu hanyalah permulaan dalam upaya menyoroti perjuangan bagi perempuan yang terus berlangsung.
“Menurut saya, perempuan di Amerika Serikat telah mencapai banyak hal, tetapi kita masih belum mendobrak penghalangan, baik menjadi presiden Amerika Serikat atau memiliki kesetaraan upah, atau misalnya, memastikan kitalah yang mengontrol tubuh kita sendiri, karena kita masih harus memperjuangkannya sekarang ini,” kata Vanessa Cardenas.
Perempuan di berbagai penjuru dunia didorong untuk mengambil cuti pada hari Rabu dari pekerjaan yang dibayar maupun tidak, untuk menunjukkan kekuatan ekonomi mereka.
Cardenas mengatakan ia akan berbelanja di toko-toko milik perempuan untuk menunjukkan dukungannya. Tetapi ia masih tetap akan bekerja di Emily’s List, untuk membantu lebih banyak lagi perempuan yang pro-choice atau mendukung hak-hak perempuan dari kalangan Demokrat yang terpilih sebagai pejabat publik.
“Jumlah kita lebih dari separuh penduduk negara ini, tetapi sekarang kita hanya diwakili kurang dari 20 persen di Kongres, ini belum cukup. Kita tidak akan memiliki kebijakan yang mendukung perempuan, yang mendukung keluarga, yang mendukung perekonomian kita dengan kemampuan terbaik mereka sebelum kita memiliki perempuan dan lelaki dalam jumlah sama banyak di pemerintahan,” jelas Rachel Thomas, dari Emily’s List.[af/voa]