• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 5 Juni, 2023
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Info

Mengatur Strategi Pengembangan UMKM di Masa Pandemi

Agustus 23, 2021
in Info, Unggulan
Mengatur Strategi Pengembangan UMKM di Masa Pandemi

Mengatur Strategi Pengembangan UMKM di Masa Pandemi Foto : Pixabay

72
SHARES
552
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

ChanelMuslim.com- Strategi pengambangan bisnis sangatlah penting karena di masa PPKM Darurat ini semua roda perekonomian bisa dikatakan berhenti. Hal ini pun dilakukan Siti Nurika, pelaku UMKM yang memproduksi bawang goreng di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Pengusaha muda yang mampu bertahan dan siap mengembangkan usahanya di tengah pandemi COVID-19.

Siti Nurika memulai usahanya pada 2014, memproduksi bawang goreng rumahan dan terus berkembang hingga kini.

Seperti UMKM warga yang tinggal di wilayah perbatasan lainnya, Siti Nurika melirik pasar Negara Jiran Malaysia dan Singapura.

Dibantu Al Ahmadi Entrepreneurship Centre, Siti Nurika mengikuti sejumlah pameran, menjajakan bawang goreng produksinya ke Malaysia dan Singapura.

Sejak beberapa tahun lalu, bawang goreng produksi Indonesia amat digemari di Negara Jiran. Dan itu, tidak hanya produksi milik Siti.

Banyak UMKM produsen bawang goreng Kota Batam dan Kota Tanjungpinang yang masuk pasar luar negeri.

Bahkan, kadang warga Negara Singa sengaja mengunjungi pameran tertentu untuk memburu bawang goreng Indonesia.

Maka tidak heran jika produksi bawang goreng Siti banyak pelanggannya di Singapura dan Malaysia. Mereka bahkan memesan agar Siti mengirimkan bawang gorengnya ke sana dalam waktu-waktu tertentu.

Meski belum bisa ekspor dalam jumlah besar, namun sejatinya Siti adalah eksportir.

Pelan tapi yakin, usaha Siti berkembang dengan pelanggan dari dalam dan luar negeri. Tidak hanya bawang goreng, ia pun memproduksi sambal pecal, stik udang dan makanan olahan khas lainnya.

Baca Juga : Strategi Bisnis Kuliner di Masa Pandemi

Bertahan dan menang

Di awal masa pandemi, usaha Siti meredup. Ia tidak lagi dapat mengirimkan bawang ke Singapura dan Malaysia. Perbatasan ditutup, pengiriman barang ke luar negeri menjadi sulit.

Penjualan di dalam negeri, di dalam pulau, di dalam kota pun terasa sulit. Daya beli masyarakat menurun, seiring dengan sulitnya ekonomi.

“Kami menyikapinya memang harus bertahan. Sebagai entrepreneur kami harus belajar dari setiap situasi,” kata dia.

Ia bersama tim mempelajari kenapa penjualan menurun, kemana para langganan mereka pergi.

Apabila ekspor rasanya tidak mungkin, maka ia harus merebut kembali pasar dalam kota yang hilang selama awal pandemi COVID-19.

Warga kini tidak lagi berbelanja ke swalayan tempat produksi bawang goreng, sambal dan pecalnya selama ini dijual.

Masyarakat tidak dapat pergi jauh dari rumah demi mematuhi anjuran pemerintah. Mereka berpaling ke warung-warung yang lebih dekat rumah.

Siti Nurika pun mengalihkan strategi pemasarannya. Dari menjual di swalayan, jadi ke warung-warung di perumahan. Ia mengerahkan timnya untuk merebut hati pemilik kedai, agar dapat menjajakan hasil produksinya.

“Akhirnya kami larinya ke sana. Karena penjualannya bukan hanya market besar saja, tapi juga market kecil. Analisa kami, permintaannya lebih banyak di sana, maka kami pindahkan,” katanya.

Kemudian masalah selanjutnya, daya beli masyarakat yang menurun. Apabila sebelumnya konsumen bisa membeli kebutuhannya dalam jumlah besar, namun karena keterbatasan dana, mereka hanya mampu membeli sedikit.

Maka Siti Nurika memutuskan untuk membuat kemasan-kemasan ekonomis yang harganya lebih dapat dijangkau.

Baca Juga : Sambut Hari UMKM Nasional, Rumah Zakat adakan Program Borong Berbagi

Strategi sederhana itu membuatnya bertahan hingga kini

Strategi yang dibuatnya pun terasa tepat, untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar. Kini, omsetnya pun mencapai Rp40 hingga Rp45 juta per bulan.

Siti Nurika memang memilih untuk berjualan langsung ke warung-warung. Tidak menggunakan digital seperti yang digalakkan pemerintah.

“Pernah juga ikut e-commerce, tapi belum ada penjualan,” kata dia.

Sebagai pengusaha, ia ingin langsung ada penjualan, yang dapat menambah semangat untuk berproduksi.

Kondisinya yang berdomisili di Kota Tanjungpinang Pulau Bintan, membuat sulit berjualan melalui e-commerce, karena ongkos kirim yang mahal ke luar kota.

Persiapan ekspor kembali

Kegigihan Siti untuk bertahan di masa pandemi membuahkan hasil gembira. Pusat pelatihan dan jaringan bisnis Al Ahmadi Entrepreneuship Centre, wadah yang menaunginya selama ini mengupayakan produksinya kembali ekspor ke Malaysia.

Direktur Al Ahmadi Entrepreneurship Center Lisya Anggraini menyatakan pihaknya bersama KBRI tengah menjalin peluang kerja sama “business to business” antarpelaku usaha di Provinsi Kepulauan Riau dengan Malaysia. Satu di antaranya bawang goreng yang diproduksi Siti Nurika.

Keunggulan UMKM di wilayah perbatasan seperti Kota Batam, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan adalah potensi untuk ekspor, karenanya Al Ahmadi terus mendorong dan mencari peluang agar produksi mereka bisa masuk pasar negara tetangga.

Dalam beberapa kali penjajakan yang dilakukan bersama KBRI, pihaknya telah memetakan peluang UMKM yang dapat masuk di pasar Negara Jiran seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.

Masyarakat Malaysia menyukai produk dasar dari Indonesia yang tidak banyak dimilikinya seperti ikan dan santan.

Di masa pandemi ini, konsumen di Malaysia cenderung memilih untuk membeli produk UMKM, ketimbang impor dari pabrik-pabri besar karena bisa bertransaksi dalam jumlah yang sedikit, ketimbang dengan pelaku usaha besar yang memiliki aturan minimum pembelian.

Meski daya beli menurun, tapi pasar tetap ada. Di pandemi ini ada pergeseran peluang. Kalau dulu membeli dalam jumlah besar, sekarang menyasar UMKM membeli dengan skala kecil.

Pada akhirnya, mereka yang mampu beradaptasi yang menang, menaklukkan pandemi. Untuk menjadi juara, pelaku usaha perlu mengubah kebiasaan.

Berhenti mengeluh, apalagi di media sosial. Tuliskan keluhan itu dalam rumusan kendala dalam buku catatan, kemudian cari solusinya. Bukan mencari simpati dari orang yang justru akan menertawakan.

Jalankan solusinya, dan perbaiki terus apabila belum membuahkan hasil. Jangan berhenti. Semoga kita semua menjadi pemenang dari pertarungan melawan pandemi ini. [wmh]

Tags: Mengatur Strategi Pengembangan UMKM di Masa Pandemi
Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC
Previous Post

Mengenal Hayao Miyazaki, Animator Legendaris Jepang

Next Post

Kisah Nabi Musa Kembali Disusui oleh Ibunya (2)

Next Post
Kisah seseorang mencela sahabat Rasulullah

Kisah Nabi Musa Kembali Disusui oleh Ibunya (2)

sekilas cinta

Sekilas Cinta, Tentang Ulang Tahun

3 Manfaat Irisan Timun untuk area Mata

3 Manfaat Irisan Timun untuk area Mata

TERPOPULER

  • shakila premium

    Kenalan sama Bahan Shakila Premium yang Lagi Naik Daun Yuk!

    33345 shares
    Share 13338 Tweet 8336
  • Hukum Membakar Pakaian Bekas

    4929 shares
    Share 1972 Tweet 1232
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    2436 shares
    Share 974 Tweet 609
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    2161 shares
    Share 864 Tweet 540
  • 33 Pertanyaan yang Harus Ditanyakan Setiap Gadis Saat Taaruf

    9011 shares
    Share 3604 Tweet 2253
  • Cara Beristighfar untuk Orangtua yang Sudah Meninggal

    2507 shares
    Share 1003 Tweet 627
  • Pengertian Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil

    1647 shares
    Share 659 Tweet 412
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    2468 shares
    Share 987 Tweet 617
  • Mengenal 6 Basic Style dalam Fashion

    1047 shares
    Share 419 Tweet 262
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    1883 shares
    Share 753 Tweet 471
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga