ChanelMuslim.com – Menteri Pendidikan Muhajir pernah mengatakan untuk tidak percaya jika ada pejabat yang menjanjikan sekolah gratis. Apalagi ujungnya dananya dibebankan kepada anggaran pendapat dan belanja negara (APBN).
Menurut Muhadjir, saat ini negara di seluruh dunia tidak memberlakukan lagi sekolah gratis. Bahkan negara seperti Belanda dan Jerman pun sekarang sudah mengenakan biaya dalam meningkatkan dunia pendidikannya.
Padahal sudah kewajiban pemerintah dalam amanat UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dan juga UUD 1945 hasil Amandemen yang tercantum pada Pasal 31 Ayat (2) yang berbunyi : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Untuk menegaskan amanat tersebut maka dalam UU Sisdiknas Pasal 34 Ayat (2) dinyatakan lagi bahwa :”Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.”
Amanat UUD untuk membiayai pendidikan ini ternyata bisa dicapai dengan zakat. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo pernah menjelaskan saat ini penghimpunan dana zakat di Indonesia baru mencapai Rp 5,2 triliun dan tahun 2017 bisa tembus Rp 6 triliun.Agus menegaskan pengumpulan zakat ini berpotensi mencapai ratusan triliun.
"Potensinya besar, bisa mencapai Rp 200 triliun," kata Agus di Gedung MUI, Jakarta, Rabu (24/1/2018).
Potensi ini ternyata sudah dilirik oleh Yayasan Baitul Mal (YBM) PLN sejak 13 tahun silam.
Deputi Deputi Direktur (Amil) YBM PLN, Salman Al Farisi mengatakan 13 tahun silam karyawan PT. PLN P2B TJBB berinisiatif untuk membuat sekolah gratis untuk yatim dhuafa.
Caranya mereka mengumpulkan uang zakat karyawan PT. PLN P2B TJBB lalu membangun SMP Utama.
"Sejak itu apa yang dilakukan oleh karyawan PT. PLN P2B TJBB menular ke seluruh pekerja PLN. Satu persatu mendonasikan sebagian rezekinya," katanya, Rabu (22/5/2019).
Ada 37.450 karyawan muslim di PLN, 91.91 persen berzakat lewat PLN yang dipotong 2,5 persen gajinya secara langsung. Dana itu, kata Salman, sebagian diperuntukkan untuk operasional sekolah.
"Tiga tahun setelah berdiri, akhirnya lahir SMK Informatika Utama. Semuanya dibangun dan gratis dengan uang zakat," tambah Salman.
Dana zakat yang tadinya kita lihat kecil ternyata bisa besar jika dikumpulkan oleh lembaga.
"Kalau sendiri, zakatnya untuk apa? tapi kalau sampai 34 ribu orang pastinya lebih bermanfaat. Hitung saja, jika zakat profesi 160 ribu dikali 34 ribu orang,"katanya.
Inilah yang dimaksud dengan prinsip sapu lidi. Jika sebuah lidi tidak berarti apa-apa.
"Tapi jika disatukan menjadi sapu lidi, manfaatnya akan maksimal," katanya.
Untuk diketahui selain SMP Utama dan SMK Informatika Utama, YBM PLN juga menggratiskan Pesantren Teknologi Informasi dan Komunikasi yang bertempat di Depok